Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selat Hormuz Memanas, Pertamina Ubah Rute Kapal ke Jalur Aman

IMG-20250317-WA0006.jpg
ilustrasi kapal tanker Pertamina International Shipping (dok. PIS)
Intinya sih...
  • Pertamina memahami dampak penutupan Selat Hormuz
  • Pertamina mengalihkan rute kapal ke jalur aman
  • Parlemen Iran mendukung penutupan Selat Hormuz sebagai respons terhadap serangan AS

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan minyak perusahaan secara umum masih terkendali. Hal itu menanggapi potensi penutupan Selat Hormuz yang dilalui sekitar 20 persen pelayaran minyak mentah global.

"Secara umum pasokan kita masih terkendali," kata VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso kepada jurnalis, Senin (23/6/2025).

1. Pertamina pahami dampak penutupan Selat Hormuz

Ilustrasi perairan selat hormuz yang berdampak pada ekonomi global. Foto: Freepik.com
Ilustrasi perairan selat hormuz yang berdampak pada ekonomi global. Foto: Freepik.com

Fadjar menjelaskan, jika Selat Hormuz ditutup, distribusi minyak mentah dunia akan terdampak. Apalagi, sekitar 20 persen pelayaran global minyak mentah melewati jalur tersebut.

"Jika nanti ada penutupan selat Hormuz, dimana 20 persen pelayaran minyak mentah global melalui selat tersebut tentu sedikit banyak akan berdampak pada distribusi minyak mentah dunia," ujarnya.

2. Pertamina alihkan rute kapal ke jalur aman

IMG-20250217-WA0007.jpg
PT Pertamina International Shipping (PIS) terus berkomitmen untuk mengharumkan nama Indonesia di industri martim internasional.

Fadjar menambahkan, Pertamina telah mengambil langkah antisipatif dengan mengamankan armada serta mengalihkan rute pelayaran ke jalur yang dinilai aman, seperti melalui Oman dan India.

"Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengamankan kapal kita, mengalihkan rute kapal ke jalur aman antara lain melalui Oman dan India untuk menjaga keberlangsungan rantai pasok," tambahnya.

3. Parlemen Iran dukung penutupan Selat Hormuz

Ilustrasi bendera Iran. (unsplash.com/sina drakhshani)

Ketegangan di kawasan Teluk melonjak setelah serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025).

Parlemen Iran mendukung langkah penutupan Selat Hormuz sebagai respons terhadap serangan tersebut, menurut media negara Iran. Ancaman terhadap pelayaran komersial di sekitar Semenanjung Arab juga meningkat tajam.

Dilansir dari Politico, keputusan akhir mengenai penutupan selat berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Organisasi pemilik kapal terbesar di dunia memperingatkan situasi itu dapat memperburuk risiko di jalur pelayaran penting global tersebut. Meskipun tanggapan langsung Iran masih belum jelas, ketegangan di kawasan sudah memicu kekhawatiran luas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us