Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. (dok. YouTube Sekretariat Presiden)
Saat Bahlil menjadi menteri, kisah perjuangannya menjadi sorotan publik. Pria kelahiran 7 Agustus 1967 di Banda, Maluku Tengah itu lahir dari keluarga kurang mampu. Ayah Bahlil bekerja sebagai kuli bangunan sementara sang ibu adalah asisten rumah tangga. Besar dalam keadaan ekonomi terbatas, membuat Bahlil harus berpikir panjang. Dia lantas membantu orangtuanya dengan berjualan kue.
Saat duduk di bangku SMP, dirinya pun sempat menjadi kondektur dan saat SMEA dia menjadi sopir angkot. Walau kesehariannya disibukkan dengan mencari nafkah, Bahlil merupakan anak yang berprestasi. Ia pernah jadi ketua OSIS.
Untuk masuk ke perguruan tinggi, Bahlil terpaksa melakoni berbagai pekerjaan. Dengan usaha kerasnya, anak kedua dari delapan bersaudara itu akhirnya berhasil masuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Jayapura, Papua.
Semasa kuliah, priakelahiran 7 Agustus 1976 ini aktif berorganiasi dan tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dengan bekal organisasi tersebut, dia terpilih menjadi ketua senat.
Keberhasilan berpihak pada mereka yang bekerja keras. Ujaran itu terbukti dalam kehidupan Bahlil. Kerja kerasnya dalam berbisnis berbuah hasil. Perusahaan rintisannya, PT Rifa Capital, akhirnya bisa mereguk sukses. Bahlil memiliki holding dari 10 perusahaan di antaranya PT Ganda Nusantara (shipping), PT Pandu Selaras (pertambangan emas), hingga PT MAP Surveilance (pertambangan nikel).
Selain memegang 10 perusahaan, dirinya juga menggarap jenis usaha di sektor perkebunan, properti, transportasi, dan pertambangan.