Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan, produksi minyak Indonesia turun signifikan sejak reformasi sektor minyak dan gas (migas).
Perubahan itu dilakukan berdasarkan rekomendasi Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) pascakrisis ekonomi 1998. Menurutnya, perubahan sistem undang-undang migas yang diadopsi saat itu berdampak negatif terhadap kinerja produksi nasional.
"Apa yang terjadi bapak/ibu semua? Lifting kita mulai dari situ turun terus. Sampai kemudian pada 2024, lifting kita itu hanya 580 ribu barrel per day," kata Bahlil dalam Human Capital Summit 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Selasa (3/6/2025).