Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_2180.jpeg
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Intinya sih...

  • Kesiapan industri dalam negeri jadi kunciBahlil menjelaskan penentuan jadwal yang tepat untuk program mandatori E10 masih dalam proses perhitungan yang cermat. Pelaksanaannya tidak bisa tergesa-gesa karena sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur di dalam negeri.

  • Membuka peluang ekonomi bagi petaniPembangunan industri etanol akan membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Pabrik-pabrik baru dinilai mampu menyerap banyak tenaga kerja dan pemerintah akan mendorong para petani untuk terlibat dalam rantai pasok yang dibutuhkan oleh industri etanol.

  • Strategi jangka panjang tekan impor BBMProgram E10 merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk meng

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pemerintah tengah mengkaji waktu pemberlakuan mandatori bahan bakar minyak (BBM) campur etanol 10 persen (E10).

Dia menyebutkan, kajian tersebut mempertimbangkan tahun 2027 atau 2028 sebagai waktu pelaksanaannya. Meski begitu, Bahlil meyakini program yang sedang dirancang itu paling lambat dapat berjalan pada 2027.

"Menurut saya yang kita lagi desain kelihatannya paling lama 2027 ini sudah bisa jalan," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/10/2025) malam.

1. Kesiapan industri dalam negeri jadi kunci

Pegawai Pertamina menunjukkan warna ungu pada bahan bakar bioetanol (Pertamax Green 95). (IDN Times/Larasati Rey)

Bahlil menjelaskan penentuan jadwal yang tepat untuk program mandatori E10 masih dalam proses perhitungan yang cermat. Pelaksanaannya tidak bisa tergesa-gesa karena sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur di dalam negeri.

"Kita lagi hitung time schedule yang tepat. Kenapa? karena untuk pabrik etanolnya kita harus bangun dalam negeri, pabrik etanol ini dari singkong, dari tebu," ujarnya.

2. Membuka peluang ekkonomi bagi petani

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan penanaman tebu perdana pada proyek hilirisasi perkebunan tebu, pabrik gula, dan bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Selasa (23/7). (Dok. BKPM)

Bahlil menyebutkan pembangunan industri etanol tersebut akan membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Keberadaan pabrik-pabrik baru dinilai mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Mantan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menambahkan, pemerintah akan secara aktif mendorong para petani untuk terlibat dalam rantai pasok yang dibutuhkan oleh industri etanol.

"Ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan karena petani-petani kita ke depan akan kita dorong untuk melakukan hal ini," sebutnya.

3. Strategi jangka panjang tekan impor BBM

Kapal tanker PT Pertamina International Shipping (PIS). (dok. PIS)

Bahlil menegaskan program E10 merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk mengatasi ketergantungan bahan bakar impor. Kebijakan itu dirancang untuk menekan angka impor yang saat ini bebannya sangat besar.

"Karena E10 adalah bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi impor bensin. Sebab impor bensin impor banyak 27 juta ton per tahun," tambahnya.

Editorial Team