ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)
Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan menjelang akhir pekan, Jumat (20/6/2025). Rupiah ditutup di level Rp16.396,5 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 9,5 poin atau 0,06 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.406. Rupiah sempat dibuka di level Rp16.372 dan bergerak fluktuatif sepanjang sesi dalam rentang Rp16.366,5 hingga Rp16.435 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan pasar global masih diliputi ketidakpastian akibat pernyataan hawkish dari bank sentral AS. Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan belum ada komitmen terkait penurunan suku bunga.
"Powell tetap tidak berkomitmen terhadap pemangkasan suku bunga di masa mendatang dan bahkan memangkas prospek pemangkasan suku bunga bank sentral untuk 2026," katanya.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel kembali meningkat, menyusul laporan pejabat senior AS tengah menyiapkan opsi serangan terhadap Iran. Meski Gedung Putih menyatakan keputusan baru akan diambil dalam dua pekan, eskalasi konflik tetap membebani sentimen pasar global.
Ibrahim menilai kondisi geopolitik dan lonjakan imbal hasil obligasi AS menunjukkan meningkatnya kekhawatiran terhadap stabilitas fiskal global. Dalam situasi itu, Indonesia sebagai negara berkembang turut merasakan dampaknya.
"Negara berkembang seperti Indonesia cenderung mengalami transmisi tekanan tersebut dalam bentuk pelemahan nilai tukar, keluarnya arus modal asing, serta kenaikan beban bunga utang luar negeri," ujar Ibrahim.
Dia menekankan pentingnya stabilisasi nilai tukar, disiplin fiskal, serta diversifikasi pembiayaan dan penguatan ketahanan pangan hingga energi untuk menghadapi tekanan global yang semakin kompleks.