Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Bank Jago (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Ilustrasi Bank Jago (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan sejumlah kinerja positif sepanjang kuartal III-2025. Berkat inovasi berkelanjutan dan kolaborasi yang semakin kuat dengan ekosistem digital, kinerja Bank Jago, baik dari sisi jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit, jadi terpacu selama periode tersebut.

Hingga akhir kuartal III-2025, total nasabah Bank Jago telah mencapai 18,6 juta, termasuk 14,5 juta nasabah funding pengguna aplikasi Jago dam Jago Syariah. Total nasabah ini meningkat lebih dari 4,5 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 14,1 juta nasabah.

Dari jumlah nasabah funding Aplikasi Jago, lebih dari 67 persen berasal dari mitra ekosistem, di antaranya ekosistem GoTo serta platform reksadana online Bibit yang terhubung secara seamless dengan Aplikasi Jago.

Sejalan dengan itu, penghimpunan DPK tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 41 persen menjadi Rp23,9 triliun sampai dengan akhir kuartal III-2024. Adapun pada periode sama tahun lalu, penghimpunan DPK Bank Jago hanya Rp17 triliun.

“Hasil positif ini merupakan bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi yang kami lakukan dengan berbagai ekosistem keuangan digital mampu memberikan nilai tambah bagi nasabah. Melalui solusi keuangan digital yang kami sediakan, banyak nasabah terbantu untuk mengelola keuangan dan kehidupannya dengan lebih baik,” kata Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (31/10/2025).

1. Kinerja penyaluran kredit Bank Jago

Ilustrasi aplikasi Bank Jago. (Dok. Bank Jago)

Kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), termasuk ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya, turut mendorong penyaluran kredit.

Bank Jago berhasil membukukan kredit sebesar Rp23,5 triliun hingga akhir September 2025, tumbuh 36 persen dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp17,3 triliun.

"Penyaluran kredit dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang tetap rendah di level 0,4 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional," kata Arief.

2. Capaian laba bersih Bank Jago

ilustrasi laba bersih (IDN Times/Aditya Pratama)

Pertumbuhan kredit yang sehat mendorong pertumbuhan total aset Bank Jago menjadi Rp34,5 triliun per September 2025, naik 28 persen dari posisi September 2024 sebesar Rp26,8 triliun

Dengan kombinasi antara pertumbuhan DPK dan kredit yang positif, Bank Jago berhasil membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp199 miliar sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Laba bersih itu meningkat 132 persen dari Rp86 miliar pada posisi sama pada 2024.

3. Tingkat likuiditas Bank Jago

Ilustrasi Nasabah di Kantor Pusat Bank Jago/Dok Bank Jago

Rasio kredit terhadap simpanan atau loan-to-deposit ratio (LDR) berada pada 98 persen serta didukung dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 32,9 persen. Hal tersebut mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat dan kuatnya permodalan Bank Jago untuk mendukung pertumbuhan bisnis ke depan.

"Kami bersyukur dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas secara berkelanjutan. Ini terus memotivasi kami untuk berinovasi dan berkolaborasi menyediakan produk dan layanan keuangan digital yang dapat meningkatkan kehidupan jutaan nasabah di Indonesia,” tutur Arief.

Editorial Team