Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Hana Adi Perdana
IDN Times/Hana Adi Perdana

Jakarta, IDN Times - Sejumlah perusahaan mulai melakukan efisiensi. Sebut saja Nissan yang bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 12.500 karyawannya. Dari jumlah itu, ada sebagian karyawan di Indonesia yang ikut terdampak. 

Tidak hanya Nissan, perusahaan BUMN Krakatau Steel juga melakukan efisiensi. Perseroan juga bakal melakukan efisiensi dengan tidak memperpanjang kontrak karyawan mereka yang telah habis. Namun, tidak disebutkan berapa yang akan terdampak.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah mengatakan, kondisi itu tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, efisiensi merupakan kebijakan masing-masing perusahaan. 

"Ada PHK kan memang ada masalah di perusahaan, kalau menurut saya itu kasus per kasus, bukan persoalan secara keseluruhan di mana perekonomian kita mengalami slowing down secara umum kemudian menyebabkan perusahaan melakukan PHK secara keseluruhan," ujarnya di Jakarta, Rabu (30/7).

1. Faktor kondisi perusahaan

(Aktivis yang tergabung dalam Koalisi Keadilan untuk Keadilan Energi melakukan aksi menyambut pelaksanaan KTT G20 di Jepang dengan membawa poster di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Dalam aksinya mereka mendesak tiga perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia yakni Marubeni, Sumitomo dan Mizuho Bank Ltd untuk memotong kebijakan investasi energi dalam bahan bakar fosil yang berkontribusi dalam pemanasan global dan perubahan iklim.) ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Piter sekali lagi menegaskan bahwa efisiensi yang dilakukan perusahaan merupakan kebijakan dari perusahaan tersebut untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya. "Artinya kondisi perusahaan tidak bagus lalu melakukan PHK. Jadi ini kasus per kasus saja," ungkapnya.

2. Terjadi juga di negara lain

IDN Times/Prayugo Utomo

Piter mengatakan, kondisi pengurangan karyawan juga terjadi di seluruh perusahaan yang ada di penjuru negeri. Sebab, jika keuangan tidak memungkinkan, sulit bagi perusahaan untuk melanjutkan bisnis dan menggaji karyawannya.

"Di negara maju pun terjadi itu, di Jepang toko tutup perusahan tutup, Karena perusahaan tidak bisa bersaing dan yang kita sebutkan tadi karena kondisinya bukan terjadi secara umum," tuturnya.

3. Perlu dilihat dampaknya

Default Image IDN

Sementara itu Ekonom CORE Indonesia, Akhmad Akbar Susamto mengaku tidak bisa menilai secara keseluruhan. Sebab, PHK tidak selalu berdampak buruk dan berkaitan dengan kondisi perekonomian.

Dia menyebutkan, di saat yang bersamaan, banyak juga perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Oleh karena itu PHK tidak mewakili kondisi perekonomian yang terjadi. 

"Kalau perusahaan itu kesulitan bisnisnya dan mengurangi jumlah karyawan artinya penganguran bertambah harusnya. Tapi kita harus hati-hati kita tidak boleh melihat individu satu per satu. Padahal belum tentu itu menunjukkan fenomen keseluruhan," ujarnya.

Editorial Team