Jakarta, IDN Times - Kehadiran akal imitasi atau artificial intelligence (AI) kini bukan hanya sebagai alat otomasi, melainkan mesin pertumbuhan ekonomi baru.
Dalam laporan Kearney dan McKinsey, adopsi AI di Asia Tenggara punya potensi memberikan kontribusi hingga 1 triliun dolar Amerika Serikat (AS). Di Indonesia sendiri peluang tersebut semakin terbuka sejalan dengan pemanfaatan AI pada sektor sumber daya manusia (SDM).
Adapun saat ini 65 persen perusahaan di Asia Tenggara sudah mengadopsi AI, tetapi 80 di antaranya masih pada tahap awal implementasi. Adapun perusahaan yang sukses memanfaatkan AI telah meningkatkan produktivitas hingga 40 persen dan 92 persen di antaranya berencana menambah investasi AI dalam tiga tahun ke depan.