Jakarta, IDN Times - Kebutuhan kredit karbon di Indonesia diproyeksikan bakal meningkat hingga 10 kali lipat selama 2022-2030. Tren tersebut lantas membuka ruang bagi solusi berintegritas tinggi, mulai dari nature tech, MRV (measurement, reporting, verification), hingga layanan dekarbonisasi.
Sejalan dengan itu, Indonesia tengah menyiapkan salah satu pembangunan energi bersih terbesar di Asia Tenggara. Rencana kelistrikan nasional yang baru memproyeksikan 70 persen penambahan kapasitas pembangkit berasal dari energi terbarukan, mendorong bauran menuju sekitar 35 persen pada 2034.
