Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rumah Sakit Hermina, Kemayoran Jakarta Pusat (IDN Times/Besse Fadhilah)
Rumah Sakit Hermina, Kemayoran Jakarta Pusat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Intinya sih...

  • Penurunan penjualan rokok disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat dan tingginya harga rokok akibat cukai.

  • Tren penurunan penjualan terjadi dalam dua tahun terakhir, setelah masa pandemik COVID-19 yang membuat penjualan relatif stabil.

  • Maraknya peredaran rokok ilegal di Indonesia dinilai merusak pasar dan menjadi faktor lain dari penurunan penjualan rokok.

Jakarta, IDN Times - Presiden Direktur Djarum Foundation Victor Rachmat Hartono mengungkap alasan di balik langkah ekspansi Grup Djarum ke sektor rumah sakit.

Dia menyebut, keputusan itu dilandasi kekhawatiran suatu saat bisnis utama mereka bisa hilang. Karena itu, menurutnya, Grup Djarum berupaya mencari sektor-sektor yang memiliki prospek cerah di masa depan.

"Itu termasuk yang kita lihat ya masa depannya masih cerah gitu, dan ya kan kenapa ekspansi tadi saya udah jelasin tuh, karena ketakutan. Karena ketakutan bisnis sendiri kapan-kapan bisa hilang. Terus ya kita mesti cari yang kayaknya di masa depan cuacanya cerah," kata dia saat ditemui di Trinity Tower, Jakarta, Sabtu (26/7/2025).

1. Belum ada rencana ekspansi ke sektor baru

Presiden Direktur Djarum Foundation Victor Rachmat Hartono saat ditemui di Trinity Tower, Jakarta, Sabtu (26/7/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Victor mengatakan, saat ini Grup Djarum belum berencana menambah sektor usaha baru dalam waktu dekat. Menurutnya, portofolio bisnis yang ada saat ini sudah cukup penuh. Dia memperkirakan ekspansi berikutnya masih akan berputar di bidang-bidang yang sama seperti sebelumnya.

"Right now sih kita udah lumayan penuh ya, kayaknya nggak nambah bidang-bidang terlalu banyak sih, paling itu-itu lagi," tambahnya.

2. Djarum beli saham RS Hermina senilai Rp1,04 triliun

Rumah Sakit Hermina, Kemayoran Jakarta Pusat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Langkah ekspansi Grup Djarum ke sektor rumah sakit terlihat dari aksi PT Dwimuria Investama Andalan yang membeli saham PT Medikaloka Hermina Tbk. Berdasarkan dokumen keterbukaan informasi, Dwimuria mengakuisisi sebanyak 559.185.300 lembar saham Hermina dengan harga Rp1.875 per saham.

Transaksi dilakukan di luar Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 Juni 2025, dengan total nilai transaksi mencapai sekitar Rp1,04 triliun. Setelah transaksi, PT Medikaloka Hermina menyatakan saldo saham tresuri mereka menjadi nol.

"Harga pelaksanaan pengalihan saham adalah pada Rp1.875," demikian dikutip dari keterbukaan informasi.

3. Djarum antisipasi sunset industry rokok

ilustrasi rokok dari tembakau (unsplash.com/Haim Charbit)

Lebih lanjut, Victor mengatakan kekhawatiran terhadap kemungkinan industri rokok menjadi sunset industry sudah lama mereka rasakan. Hal itu mendorong Grup Djarum untuk melakukan berbagai langkah diversifikasi.

Sunset industry adalah industri yang mengalami penurunan pertumbuhan dan permintaan secara bertahap karena perubahan teknologi, regulasi, atau preferensi pasar.

"Karena kita udah ketakutan rokok akan menjadi sunset industry udah lama," katanya.

Editorial Team