ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)
Josua mengatakan, saat ini tingkat kebijakan suku bunga masih jauh di atas inflasi inti yang relatif stabil sehingga suku bunga riil tetap tinggi. Dengan selisih lebih dari 2 persen terhadap perkiraan inflasi inti tahun depan, maka ruang pelonggaran masih tersedia tanpa mengorbankan daya beli masyarakat.
“Kenaikan inflasi pada September terutama berasal dari kelompok pangan yang bergejolak, sementara inflasi inti tidak menunjukkan lonjakan sehingga risiko harga dari sisi permintaan masih terkendali,” ujar dia.
Dari sisi pertumbuhan, efek pelonggaran mulai terasa melalui perbaikan likuiditas perbankan setelah penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun ke bank-bank Himbara.
Kebijakan tersebut membantu menekan ketergantungan terhadap dana mahal. Namun demikian, aktivitas domestik belum kuat, terlihat dari kepercayaan konsumen pada September yang turun ke titik terendah hampir empat tahun.
“Kombinasi kebutuhan mendorong pemulihan permintaan dengan tetap menjaga kehati-hatian membuat pilihan pemangkasan terukur tampak logis, alih-alih menunggu terlalu lama hingga siklus kredit benar-benar berbalik,” ujar dia.