Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) di level 3,5 persen (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Intinya sih...

  • BI mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75 persen sejak Oktober 2025.

  • Dewan Gubernur juga menahan suku bunga Deposit Facility di level 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility 5,5 persen.

  • Keputusan ini konsisten dengan fokus kebijakan jangka pendek pada stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik investasi portofolio asing dari dampak meningkatnya ketidakpastian global.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di angka 4,75 persen. Hal itu diumumkan Gubernur BI, Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 18–19 November 2025.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 18 dan 19 November 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 4,75 persen,” kata Perry dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/11/2025).

BI telah mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75 persen sebanyak dua kali, sejak Oktober 2025. Pada September 2025, BI memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), dari 5 persen menjadi 4,75 persen.

Tak hanya menahan BI7DRR, Dewan Gubernur juga memutuskan untuk menahan suku bunga Deposit Facility di level 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility 5,5 persen.

“Keputusan ini konsisten dengan fokus kebijakan jangka pendek pada stabilisasi nilai tukar rupiah, dan menarik investasi portofolio asing dari dampak meningkatnya ketidakpastian global,” tutur Perry.

Selain itu, BI juga tetap memperkuat efektivitas transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini.

“Ke depan, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga BI rate lebih lanjut dengan perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen. Serta perlunya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” kata Perry.

Editorial Team