Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi inflasi (freepik.com/freepik)
Ilustrasi inflasi (freepik.com/freepik)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mengaku harus bekerja lebih keras untuk mengawal inflasi agar tidak melonjak. Sebab, pada momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Ramadan dan Idul Fitri, biasanya terjadi peningkatan permintaaan yang akhirnya ikut mengerek harga pangan. 

"Kita perlu bekerja lebih keras lagi dalam mengawal inflasi di tahun 2024 termasuk di periode hari besar keagamaan nasional. Sebagaimana historisnya, selama HBKN Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri terdapat potensi peningkatan harga pangan, seiring meningkatnya permintaan masyarakat," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Rabu (27/3/2024).

1. Musim panen baru terjadi akhir Maret dan April

Ilustrasi tanaman jagung. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Doni memperkirakan musim panen padi baru akan berlangsung di akhir Maret dan April. Mundurnya musim panen tersebut dikhawatirkan berdampak pada laju inflasi nasional.

"Kita semua berharap bahwa realisasi inflasi pada periode HKBN Ramadan dan Idul Fitri dalam beberapa tahun terakhir terkendali kembali dan diwujudkan pada tahun ini," jelas Doni.

2. Sejumlah tantangan masih perlu diwaspadai

Aktivitas bongkar muat beras Bulog di Terminal Curah Kering SPMT Branch Belawan, Senin (18/3/2024). Tahun ini SPMT akan melayani bongkar muat kargo milik Bulog untuk impor beras sebanyak 2 juta ton (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Meski begitu, sejumlah tantangan masih perlu diantisipasi dan diwaspadai, mulai dari pasokan, distribusi hingga pemenuhan komoditas impor.

"Ini perlu menjadi perhatian bersama agar tidak memberikan tekanan inflasi lebih lanjut," ucapnya.

3. Pembangunan di IKN picu inflasi pangan naik

Ilustrasi inflasi. (Pexels/Markus Winkler)

Menurut Doni, masalah pangan di Tanah Air masih dihadapkan pada sejumlah permasalahan struktural seperti produksi antara waktu dan antar daerah yang berbeda. Kondisi ini pun akan terus diupayakan melalui sinergi tim pengendali inflasi pusat dan daerah (TPIP dan TPID) melalui gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Pemerintah daerah wilayah itu pun diminta mempersiapkan pasokan selama Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.

"Secara khusus di Kalimantan sejalan dengan potensi peningkatan permintaan sebagai dampak masifnya pembangunan PSN termasuk IKN upaya penguatan pasokan dan efisiensi rantai pasok menjadi krusial untuk memastikan stabilitas harga," kata Doni.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2024, wilayah Kalimantan Timur memang mengalami inflasi yang lebih tinggi dibanding inflasi umum secara nasional. Inflasi di Kalimantan Timur sebesar 3,28 persen secara tahunan atau year on year (yoy) sedangkan inflasi nasional secara umum sebesar 2,75 persen saat itu. 

Editorial Team