Biden menambahkan, pemerintah China memberikan subsidi besar-besaran kepada perusahaan-perusahaan baja dan hal ini bukan bersaing, melainkan curang.
Biden ingin menaikkan tarif rata-rata impor baja dan aluminium tertentu dari 7,5 persen menjadi lebih dari 20 persen. Dia akan meminta Kantor Perwakilan Dagang AS untuk mempertimbangkan kenaikan tarif tiga kali lipat berdasarkan Pasal 301.
Bagian dari undang-undang perdagangan AS pada 1974, mengizinkan penggunaan tarif terhadap praktik yang diduga tidak adil oleh negara asing. Hal ini pernah dilakukan oleh pendahulu Biden, Donald Trump, guna mempersempit defisit perdagangan dengan Beijing dan negara-negara lain.
"Di sektor manufaktur seperti baja, China sudah memproduksi lebih banyak dari yang dapat diserap dengan mudah oleh China atau dunia. Subsidi China dan bentuk dukungan lainnya menyebabkan ekspor membanjiri pasar global dengan harga yang sangat rendah, sehingga melemahkan baja Amerika yang lebih ramah lingkungan," kata salah satu staf ekonomi utama Biden, Lael Brainard, dikutip dari Kyodo News.
Menurut Brainard, pendekatan Biden yang strategis, seimbang, dan tepat sasaran, telah dirumuskan dalam kemitraan erat dengan pemangku kepentingan industri dan serikat pekerja yang secara langsung merasakan dampak praktik perdagangan tidak adil yang dilakukan Negeri Tirai Bambu selama bertahun-tahun.