Kantor pusat PT Wijaya Karya (Persero Tbk (WIKA). (dok. WIKA)
Sebagai informasi, WIKA merupakan anggota konsorsium BUMN alias PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) di proyek Whoosh. WIKA mengantongi 39,12 persen saham PSBI.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, mengatakan, perusahaan mengalami kerugian besar pada 2023. Salah satu penyumbang kerugian adalah proyek Kereta Cepat Whoosh. Tingginya beban bunga di proyek tersebut juga menyebabkan kerugian besar bagi WIKA.
“Kita itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang memang dari penyertaan saja kita sudah Rp6,1 triliun, kemudian yang masih dispute atau kita belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun sehingga hampir Rp12 triliun," kata Agung Budi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Senin (8/7/2024).
WIKA pun harus mengajukan pinjaman dengan menerbitkan obligasi yang menimbulkan beban keuangan hingga Rp11 triliun.
"Sehingga memang dengan pinjaman yang cukup besar ini di dalam laporan tadi ada dua komponen. Pertama adalah beban bunga yang memang cukup tinggi. Kedua adalah beban lain-lain, di antaranya mulai tahun 2022 itu kita juga sudah mulai mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat yang tiap tahun juga cukup besar," ujar Agung.