Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini. (dok. YouTube BPS).

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti terjadi lonjakan inflasi pada bulan Ramadan 2023 yang diperkirakan jatuh pada akhir bulan ini.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, lonjakan inflasi biasa terjadi pada bulan Ramadan, seperti di tahun-tahun sebelumnya.

"Tingkat inflasi patut diwaspadai, karena kecenderungannya lebih tinggi pada bulan-bulan Ramadan," kata Pudji dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/3/2023).

1. Tren inflasi pada bulan Ramadan sejak 2019

Ilustrasi takjil berbuka puasa. ANTARA FOTO/Fauzan

BPS mencatat, pada Ramadan tahun 2019 yang jatuh pada bulan Mei, terjadi inflasi bulanan yang cukup besar yakni 0,68 persen.

"Utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, angkutan antar kota, dan telur ayam ras," ujar Pudji.

Kemudian, terjadi inflasi sebesar 0,08 persen pada Ramadan 2020 yang jatuh pada bulan April. Komoditas penyumbang inflasi terbesar kala itu ialah kenaikan harga komoditas bawang merah, emas perhiasan, gula pasir, bahan bakar rumah tangga, pepaya, dan rokok kretek filter.

Pada Ramadan 2021 yaitu bulan April, terjadi inflasi 0,13 persen yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan anggur.

"Pada Ramadan April tahun lalu, terjadi inflasi 0,95 persen yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras," tutur dia.

2. Komoditas minyak goreng hingga daging ayam perlu diwaspadai pergerakan harganya

Editorial Team

Tonton lebih seru di