Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
BTN optimistis serap dana pemerintah Rp25T
Infografis daftar Bank yang dapat suntikan Rp 200 Triliun. (IDN Time/Mohamad Rakan)

Intinya sih...

  • BTN optimistis serap dana pemerintah Rp25 triliun tuntas November 2025

  • Realisasi penyaluran kredit capai Rp10,5 triliun hingga akhir September 2025

  • Alasan serapan BTN lambat karena dominan pada sektor pembiayaan perumahan dan rincian realisasi penempatan dana per 9 Oktober di Bank Himbara.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyatakan optimistis Penempatan Uang Negara (PUN) sebesar Rp25 triliun di perseroan, akan terserap sepenuhnya pada November 2025. Optimisme tersebut didukung strategi BTN dalam menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif, terutama pembiayaan perumahan rakyat yang merupakan keunggulan utama bank pelat merah ini.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan proses penyerapan dana pemerintah masih berada pada tahap awal, seiring dengan penyaluran kredit yang dilakukan secara bertahap berdasarkan pipeline kredit yang telah disusun.

“BTN telah menyiapkan pipeline kredit yang kuat di berbagai segmen, mulai dari korporasi, komersial, UMKM, konsumer, hingga syariah. Total pipeline yang tersedia mencapai sekitar Rp27,5 triliun, lebih besar dari dana PUN yang ditempatkan sebesar Rp25 triliun. Pipeline tersebut siap untuk dicairkan sesuai jadwal yang telah ditetapkan,” ujar Nixon dalam keterangan tertulis, Senin (13/10/2025).

1. Realisasi Penyaluran Kredit Capai Rp10,5 triliun

Logo Bank BTN. (Dok/Istimewa).

Hingga akhir September 2025, BTN telah menyalurkan kredit Rp10,5 triliun, atau sekitar 42 persen dari total dana penempatan. Namun, proses reimburse yang telah dilakukan baru mencapai sekitar Rp4,5 triliun.

“Sisanya akan kami tagihkan pada Oktober ini,” ujar Nixon.

Nixon menyatakan, dana Rp25 triliun tersebut dialokasikan untuk mendukung sektor-sektor produktif seperti konstruksi, real estat, perdagangan, kesehatan, serta sektor pembiayaan perumahan rakyat, baik subsidi maupun non-subsidi, yang menjadi fokus utama BTN. Dengan dukungan likuiditas yang kuat dan penurunan biaya dana, BTN yakin target penyerapan dapat tercapai sepenuhnya pada November 2025.

Dengan kapasitas yang besar tersebut, Nixon menegaskan, BTN tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang ketat, agar kualitas kredit yang disalurkan tetap terjaga.

"BTN juga berpedoman pada ketentuan dan tujuan penggunaan dana pemerintah, seperti yang telah ditetapkan Kementerian Keuangan. Seluruh penyaluran dilakukan secara hati-hati dan sesuai dengan ketentuan, serta tujuan penggunaan dana dari Kementerian Keuangan, sehingga secara kapasitas BTN siap sepenuhnya menyerap dana yang ditempatkan pemerintah," ucapnya.

2. Alasan serapan BTN lambat

Ilustrasi cadangan devisa. (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, Nixon menjelaskan, lambatnya penyerapan dana pada tahap awal disebabkan karakteristik portofolio BTN yang dominan pada sektor pembiayaan perumahan, terutama KPR ritel. KPR memiliki proses yang lebih kompleks dibandingkan dengan kredit korporasi, karena melibatkan tahapan verifikasi yang detail hingga persetujuan kredit yang memakan waktu.

“Dengan mayoritas portofolio kami menyasar segmen ritel atau nasabah individu, otomatis plafon kreditnya lebih kecil dibandingkan kredit korporasi yang bisa mencapai ratusan miliar hingga triliunan rupiah per debitur,” kata Nixon.

3. Rincian realisasi penempatan dana per 9 Oktober di Bank Himbara

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa usai menggelar investor gathering. (IDN Times/Triyan).

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, hingga 9 Oktober 2025, realisasi penempatan dana pemerintah di lima bank Himbara menunjukkan perkembangan signifikan. Bank Mandiri telah memanfaatkan sekitar 74 persen atau sekitar Rp40,7 triliun dari total penempatan dana Rp55 triliun.

Kemudian, BRI sekitar 62 persen atau sekitar Rp34,1 triliun dari total penempatan dana Rp55 triliun, BNI 50 persen atau Rp27,5 triliun dari penempatan dana Rp55 triliun. Selanjutnya, Bank BTN sudah menyalurkan pembiayaan 19 persen atau sekitar Rp4,75 triliun, dan BSI sebesar 55 persen atau sekitar Rp5,5 triliun dari penempatan dana Rp10 triliun.

Editorial Team