Jakarta, IDN Times - Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Herry Gunawan, menilai rencana merger BUMN Karya yang dicanangkan Erick Thohir memiliki risiko besar. Hal itu lantaran tidak semua BUMN Karya ada dalam kondisi tidak sehat.
"Dalam kasus BUMN Karya, ada yang sakit seperti WIKA, yang paling mungkin dilakukan adalah membentuk invesment holding company yang membawahi BUMN-BUMN karya itu. Dengan begitu, BUMN sakit tidak menyeret BUMN sehat," ujar Herry kepada IDN Times, Rabu (12/7/2023).
Menurut Herry, perusahaan yang terlibat merger mesti seimbang dalam hal kinerja operasional maupun keuangan. "Artinya, sehat semua sehingga merger untuk tujuan usaha yang lebih besar," kata dia.
