Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dexa Group bantu pemerintah edukasi soal stunting. (Dok/Humas Dexa)

Jakarta, IDN Times - Dexa Group bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Langkah ini dilakukan untuk membantu pemerintah mengatasi stunting.

Acara yang diikuti oleh ratusan bidan di NTT ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap target penurunan angka stunting di Indonesia.

1. Angka stunting di NTT turun terus sejak 2019

Ilustrasi stunting.(Pinterest)

Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia G.L Kalake mengatakan pemerintah provinsi bersama kabupaten dan kota terus berupaya keras untuk mempercepat penurunan stunting.

"Hal ini dibuktikan dengan menurunnya angka stunting yang signifikan sejak tahun 2019," jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (8/3/2024).

2. Prevelansi stunting di NTT trennya turun

ilustrasi pertumbuhan bisnis (IDN Times/Aditya Pratama)

Ayodhia menjelaskan prevalensi stunting di NTT mengalami penurunan tahun 2021 itu masih 20,9 persen, tahun 2022 17,7 persen dan 2023 berdasarkan hasil timbang pada bulan Agustus terhadap 419.738 balita angkanya 15,2 persen.

"Ini masih cukup tinggi memang karena ini setara dengan 63.804 balita stunting,” jelasnya.

3. Atasi stunting perlu upaya kolaboratif semua pihak

ilustrasi anak kurang gizi (ANTARA FOTO)

Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy menyampaikan bahwa upaya penurunan angka stunting di Indonesia menjadi inisiatif strategis dalam kontribusi Dexa Group sebagai perusahaan farmasi Nasional yang fokus di bidang kesehatan.

“Dexa Group sebagai salah satu pihak swasta yang fokus dalam bidang kesehatan yakni menyediakan produk farmasi yang bermutu, berkhasiat, dan aman, turut berkontribusi dalam Program Percepatan Penurunan Stunting ini," tegasnya.

Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Marianus Mau Kuru, menyampaikan bahwa stunting menjadi masalah bersama oleh karena itu dibutuhkan langkah kolaboratif untuk mengatasi ini.

“Stunting adalah masalah kita semua dan tidak masalah satu orang saja. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah stunting ini, harus kita melaksanakan secara kolaboratif, konvergen, bersama-sama," tegasnya.

Sebagai informasi, tahun 2022 angka stunting 21,6 persen, turun tajam dari tahun 2018 yang sebesar 30,8 persen. Bahkan presiden Joko "Jokowi" Widodo menargetkan penurunan stunting tahun 2024 menjadi 14 persen.

Editorial Team