Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gedung Kementerian BUMN. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Gedung Kementerian BUMN. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menyetorkan dividen sebesar Rp80,2 triliun ke kas negara. Nilai tersebut merupakan akumulasi setoran dividen dari seluruh BUMN.

Anggota Komisi VI DPR RI, Nasim Khan dari Fraksi PKB mengatakan, setoran dividen tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah BUMN.

"Hasil kerja Menteri BUMN Erick Thohir tahun 2022 kemarin, menjadi catatan sejarah. Sebab, tahun 2023 ini, Menteri Erick Thohir akan berikan dividen kepada negara sebesar Rp80,2 triliun," kata Nasim dikutip dari keterangan resmi, Rabu (3/5/2023).

1. Laba BUMN melambung

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Tak hanya itu, Nasim juga menyoroti peningkatan laba BUMN hingga Rp179 triliun.

“Sebelumnya, Menteri Erick Thohir memperkirakan laba bersih konsolidasi BUMN mencapai Rp303,7 triliun (unaudited) pada tahun 2022. Namun demikian, terdapat kemungkinan peningkatan laba yang sangat signifikan sebesar Rp179 triliun," ujar Nasim.

2. Aset BUMN tembus Rp9 ribu triliun

Ilustrasi Uang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Nasim juga membeberkan, aset BUMN meningkat drastis di tahun 2022, menjadi lebih dari Rp9 ribu triliun.

"Menteri Erick Thohir juga memperkirakan peningkatan aset dari Rp8.978 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp9.867 triliun (unaudited) pada tahun 2022,” ucap Nasim.

3. Modal BUMN naik jadi Rp3 ribu triliun

ilustrasi perusahaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Kemudian, ekuitas atau modal perusahaan-perusahaan pelat merah juga diperkirakan naik dalam laporan keuangan tahun 2022, menjadi Rp3.150 triliun, dari Rp2.778 triliun pada tahun 2021.

Pendapatan BUMN juga diprediksi naik pada laporan keuangan unaudited tahun 2022, menjadi Rp2.613 triliun dari Rp2.292 triliun pada tahun 2021.

Nasim Khan menyebutkan bahwa peran penting dari Kementerian BUMN dalam kontribusi kepada negara melalui dividen, pajak, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak.

"Hal yang sangat membanggakan yakni transformasi BUMN yang sudah didorong hampir mencapai 70 hingga 75 persen ini, dan hanya tinggal 25 persen untuk mencapai 100 persen," ujar Nasim.

Editorial Team