Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ekspor mobil (freepik.com/tawatchai07)
Ilustrasi ekspor mobil (freepik.com/tawatchai07)

Intinya sih...

  • Praktik pendaftaran mobil baru tanpa pembeli nyata demi memenuhi target penjualan setiap bulan, dan dijual sebagai mobil bekas berstatus nol kilometer.

  • CEO Great Wall Motor secara terbuka mengecam praktik penjualan mobil nol kilometer karena merugikan konsumen dan merusak tatanan pasar otomotif nasional.

  • Pelarangan penjualan dalam enam bulan setelah registrasi bakal menjadi kebijakan nasional untuk menurunkan angka manipulasi penjualan dan memperkuat perlindungan konsumen.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Industri dan Teknologi Informasi (MIIT) China mengumumkan rencana pelarangan penjualan kembali mobil yang baru didaftarkan dalam waktu enam bulan pada Sabtu (19/7/2025). Langkah ini ditujukan untuk menanggulangi maraknya penjualan mobil bekas berstatus nol kilometer yang kini melanda pasar otomotif terbesar dunia.

Publikasi Asosiasi Produsen Mobil China juga menyoroti kebijakan ini sebagai respons atas persaingan sengit dan perang harga panjang di industri otomotif China.

1. Geliat mobil nol kilometer dan permainan data penjualan

Jurnal Auto Review, milik Asosiasi Produsen Mobil China, melaporkan praktik pendaftaran mobil baru tanpa pembeli nyata demi memenuhi target penjualan setiap bulan. Mobil-mobil ini kemudian dijual sebagai mobil bekas berstatus nol kilometer dan telah membuat angka penjualan resmi pabrikan menjadi tidak valid.

Praktik ini berkembang seiring tekanan perusahaan otomotif untuk mempertahankan performa penjualan di tengah pasar yang penuh persaingan.

"Zero-mileage used cars adalah gejala pasar yang terlalu panas dengan kompetisi yang luar biasa,” ujar seorang analis industri tanpa menyebut nama, dikutip Business Standard.

Menurut penjelasan dari China Automobile Dealers Association pada Jum'at (18/7/2025), langkah pembuatan sistem kode ekspor kendaraan bekas juga sedang dirancang demi menghindari manipulasi data penjualan oleh produsen atau dealer.

2. Tanggapan publik dan pemerintah setelah kritik terbuka

CEO Great Wall Motor, Wei Jianjun, secara terbuka mengecam praktik penjualan mobil nol kilometer karena merugikan konsumen dan merusak tatanan pasar otomotif nasional.

“Fenomena mobil bekas nol kilometer muncul akibat perang harga bertahun-tahun di industri mobil China,” kata Wei Jianjun dalam wawancara, dilansir Car News China.

Kecaman tersebut lalu ditindaklanjuti editorial surat kabar milik Partai Komunis, People's Daily, yang mendesak penindakan tegas untuk mengakhiri praktik ini.

Seorang pakar industri lainnya mengungkap bahwa insentif pabrikan dan dealer untuk mendaftarkan mobil tanpa penjualan nyata sebetulnya menimbulkan risiko jangka panjang bagi konsumen, terutama terkait garansi serta nilai jual kembali.

3. Implikasi ekonomi dan langkah tegas industri

MIIT memastikan bahwa pelarangan penjualan dalam enam bulan setelah registrasi bakal menjadi kebijakan nasional untuk menurunkan angka manipulasi penjualan dan memperkuat perlindungan konsumen.

“Larangan ini adalah respons atas kompetisi irasional dan praktik tidak sehat yang menekan sektor otomotif nasional,” ujar editorial Asosiasi Produsen Mobil China dalam akun resmi WeChat mereka.

Selain itu, produsen besar seperti BYD dan Chery menyatakan akan memberikan sanksi bagi dealer yang melanggar aturan dengan cara melisensikan kendaraan sebelum terjual pada pelanggan sesungguhnya. Praktik manipulasi penjualan ini juga dicurigai sebagai biang kerok melemahnya kepercayaan publik dan kinerja keuangan banyak perusahaan mobil lokal dalam dua tahun terakhir.

Pengamat pasar menilai langkah pemerintah ini bisa berdampak besar mengatur ulang tata niaga dan menormalkan kembali pemulihan pasar mobil bekas di China dalam beberapa bulan ke depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team