Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_3166.jpeg
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. (dok. YouTube INDEF)

Intinya sih...

  • Proyek DME masih dalam tahap uji kelayakan, belum finalisasi

  • Kesiapan bahan baku batu bara dipastikan aman

  • Teknologi DME disebut semakin efisien dengan inovasi terus menerus

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan perkembangan terbaru proyek Dimetil Eter (DME). Sudah ada dua calon investor yang dijajaki pemerintah buat menggarap proyek itu.

Bahlil memerinci satu kandidat investor berasal dari China. Sementara itu, kandidat lainnya merupakan gabungan antara investor dari Korea Selatan dan Eropa.

DME adalah produk energi akhir yang dihasilkan dari proses pengolahan (hilirisasi) batu bara sebagai bahan bakar alternatif untuk mengganti liquefied petroleum gas (LPG).

"Ancang-ancangnya sudah ada dua. Satu dari China, satu gabungan antara Korea dan Eropa," kata dia di Menara Bank Mega, Jakarta, dikutip Rabu (29/10/2025).

1. Proyek masih dalam tahap uji kelayakan

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Bahlil menyatakan pemerintah masih akan melihat perkembangan lebih lanjut sebelum menentukan keputusan final. Lebih lanjut, dia menjelaskan proyek DME memang belum mencapai tahap finalisasi.

Dia memaparkan pemerintah sedang dalam proses melakukan uji kelayakan atau feasibility study (FS). Proses uji kelayakan tersebut juga berfokus pada teknologi yang nantinya akan digunakan dalam proyek.

"DME, kita belum finalkan. Sekarang kita lagi uji FS-nya dengan teknologinya," sebutnya.

2. Kesiapan bahan baku dipastikan aman

Ilustrasi tambang batu bara (Dok. Kementerian ESDM)

Menanggapi pertanyaan mengenai kesiapan infrastruktur untuk DME, Bahlil menyatakan tidak ada masalah. Dia menggarisbawahi proyek DME nantinya menggunakan batu bara berkalori rendah sebagai bahan baku.

Menurut mantan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu, Indonesia pada dasarnya memiliki cadangan batu bara jenis tersebut dalam jumlah yang banyak.

"Nggak ada masalah karena DME itu kan pakai batu bara low kalori. Dan batu bara kita kan cadangan kita banyak sebenarnya," ujarnya.

3. Teknologi DME disebut semakin efisien

Ilutrasi tambang batu bara. (Dok. Kementerian ESDM)

Bahlil menyampaikan teknologi yang akan digunakan dalam proyek DME saat ini sudah jauh lebih efisien. Dia menilai teknologi terkait terus mengalami inovasi dari waktu ke waktu.

"Teknologinya sekarang sudah jauh lebih efisien. Memang kesini-kesini teknologinya semakin berinovasi ya. Jadi akan jauh lebih baik," tambahnya.

Editorial Team