Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi batu bara (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
ilustrasi batu bara (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Intinya sih...

  • Penyebab menurunnya ekspor batu bara ke China: China membangun pembangkit listrik tenaga angin dan surya, menurunkan permintaan batu bara, China juga mendukung produksi batu bara domestik untuk ketahanan energi.

  • Penyebab penurunan impor batu bara oleh India: India mengalami pertumbuhan pesat dalam pengembangan sumber energi dari tenaga angin dan surya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kinerja ekspor batu bara Indonesia mengalami penurunan selama semester I-2025. Menurut data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), ekspor batu bara selama Januari-Juni 2025 sebesar 185,98 juta ton.

Angka tersebut lebih rendah 6,13 persen dibandingkan dengan semester I-2024 yang mencapai 198,13 juta ton. Sejalan dengan itu, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mengungkapkan, ekspor batu bara ke dua pasar utama, yakni China dan India turut menurun sejak awal tahun ini.

Ekspor batu bara ke China hingga Mei 2025 turun 15 persen dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Kemudian ekspor batu bara ke India turun 7 persen dibandingkan periode 2024.

1. Penyebab menurunnya ekspor batu bara ke China

ilustrasi batu bara (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Terkait penurunan batu bara ke China dan India, bp Head of Energy Transition & System Analysis, Gareth Ramsay memberikan pandangannya, kedua negara tidak dalam situasi dan kondisi yang sama.

China contohnya, pertumbuhan permintaan energinya yang selama beberapa dekade begitu penting bagi dunia kini tengah melambat, khususnya permintaan batu bara. Menurut Gareth, penggunaan batu bara oleh China saat ini menurun drastis.

"Hal ini disebabkan oleh pembangunan besar-besaran pembangkit listrik tenaga angin dan surya yang telah mereka lakukan selama lima tahun terakhir. Hal ini terus berlanjut dan Anda melihat permintaan batu bara mereka mulai menurun," ujar Gareth dalam sharing session bp Energy Outlook 2025 di Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Adapun di saat yang bersamaan, China jadi salah satu negara yang mulai memikirkan ketahanan energinya dan mempertimbangkan untuk mendapatkan sumber energi lebih banyak dari dalam negeri.

"China berusaha mendukung produksi batu bara domestiknya di saat yang sama dengan China penggunaan batu bara secara keseluruhan. Oleh karena itu, saya pikir Tiongkok akan menjadi pasar yang lebih sulit untuk ekspor batu bara dalam jangka menengah, mengingat kedua kekuatan tersebut bergerak ke arah yang sama," tutur Gareth.

2. Penyebab penurunan impor batu bara oleh India

ilustrasi batu bara (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Di sisi lain, Gareth menjelaskan, situasi dan kondisi India dengan China benar-benar berbeda. Hal itu dalam artian India telah berada pada tahap yang jauh lebih awal dalam transisi energi dan permintaan energinya pun tumbuh pesat.

Menurut Gareth, India sejauh ini merupakan pasar energi dengan pertumbuhan tercepat di dunia seiring dengan pesatnya pengembangan sumber energi dari tenaga angin dan surya.

"Meskipun India sedang mengembangkan tenaga angin dan surya dengan sangat pesat sekarang, lebih cepat daripada yang kita duga, bahkan dengan pengembangan tenaga angin dan surya yang sangat ambisius, itu hanya akan memenuhi sekitar setengah dari pertumbuhan permintaan listriknya dan India akan meningkatkan produksi batu bara. Penggunaan batu bara juga akan meningkat pesat di tahun-tahun mendatang," tutur Gareth.

India, sambung dia, tidak punya pilihan dalam jalur yang ditempuhnya saat ini dan untuk memenuhi percepatan permintaan listrik yang luar biasa di dalam negeri maka mereka perlu menggunakan lebih banyak batu bara pada masa mendatang.

3. Kebijakan China dan India akan memengaruhi impor batu bara dari Indonesia

ilustrasi batu bara sebagai salah satu sumber daya hilirisasi (unsplash.com/Artyom Korshunov)

Baik China dan India sama-sama ingin meningkatkan produksi batu bara domestiknya dan mendapatkan sumber energi sebanyak-banyaknya dari dalam negeri.

Meski demikian, Gareth menilai, India akan menjadi pasar yang terus berkembang untuk penggunaan batu bara secara keseluruhan dan sampai pada batas tertentu akan memengaruhi kebijakan impornya.

"Jika melihat gambaran besarnya, saya pikir China dan India akan menjadi pasar batu bara yang sangat, sangat berbeda dalam beberapa dekade mendatang, yang pasti akan berimplikasi pada permintaan impor mereka," kata Gareth.

Editorial Team