Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Lewat platform Truth Social, Trump melontarkan ultimatum keras. Ia menegaskan apabila Beijing tidak membatalkan tarif balasan, maka tarif tambahan sebesar 50 persen akan diberlakukan segera terhadap produk asal China.
“Jika China tidak menarik kenaikan 34 persen mereka di atas pelanggaran dagang jangka panjang mereka sebelum besok, 8 April 2025, Amerika Serikat akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 50 persen atas China, berlaku 9 April,” tulis Trump.
Trump juga menyatakan, seluruh pertemuan dengan delegasi China akan dihentikan, sementara negosiasi dagang dengan negara lain akan segera dimulai. Sikap tersebut menandai pembekuan total dalam jalur komunikasi bilateral terkait perdagangan.
Media pemerintah China pun merespons keras. Dalam editorial Xinhua, Trump disebut melakukan pemaksaan terang-terangan yang melanggar prinsip diplomasi internasional.
“Benar-benar tidak masuk akal adalah logika dasar dari Amerika Serikat: ‘Aku bisa memukulmu semaunya, dan kamu tidak boleh merespons. Sebaliknya, kamu harus menyerah tanpa syarat’,” tulis editorial tersebut, dikutip dari The Guardian.