Ilustrasi investor (IDN Times/Mia Amalia)
Dari sisi manajemen, kehadiran corporate raider sering dipandang mengganggu stabilitas perusahaan karena terjadi di tengah upaya menjaga operasional bisnis. Tantangan tersebut mendorong perusahaan menyiapkan mekanisme perlindungan terhadap potensi pengambilalihan.
Sejumlah strategi yang umum digunakan antara lain penerapan shareholders’ rights plan atau poison pill, aturan suara mayoritas super, susunan dewan direksi bertahap, hingga pembelian kembali saham dari raider dengan harga premium atau greenmail. Perusahaan juga dapat meningkatkan tingkat utang atau melakukan merger strategis dengan pihak lain yang berperan sebagai white knight.
Nama Carl Icahn kerap disebut sebagai contoh corporate raider yang menggunakan berbagai taktik, mulai dari menjadikan perusahaan privat, memaksa pemisahan usaha, hingga mendorong divestasi aset.
Dalam perkembangannya, peran corporate raider di Amerika Serikat semakin dipandang sebagai penyeimbang terhadap kinerja manajemen yang dinilai kurang optimal di perusahaan terbuka.