Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
dok.Kebun buah/kelapa sawit
dok.Kebun buah/kelapa sawit

Jakarta, IDN Times - Industri kelapa sawit di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Dari perkebunan hingga industri hilir, potensi bisnis sawit terus berkembang seiring permintaan pasar global akan produk-produk turunan kelapa sawit, seperti minyak goreng, biodiesel, dan oleokimia.

Beberapa orang terkaya di tanah air bahkan fokus mengembangkan lini bisnis di sektor tersebut. Di bawah ini adalah deretan pengusaha terkaya Indonesia yang turut memiliki bisnis di sektor kelapa sawit!

1. Sukanto Tanoto (Grup RGE)

Pendiri Royal Golden Eagle, Sukanto Tanoto (www.tanotofoundation.org)

Sukanto Tanoto dikenal sebagai salah satu pengusaha terkaya di Indonesia yang membangun kerajaan bisnisnya melalui Royal Golden Eagle (RGE). RGE bergerak di sektor manufaktur berbasis sumber daya alam, dengan fokus pada industri pulp dan kertas, kelapa sawit, serat viscose, hingga energi.

Di sektor kelapa sawit, RGE mengelola bisnisnya melalui Asian Agri, salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia. Menurut Forbes, dia mengantongi kekayaan 3,3 miliar dolar AS.

Perusahaan tersebut mengelola sekitar 100 ribu hektare lahan dan bekerja sama dengan puluhan ribu petani plasma di Riau dan Jambi. Asian Agri juga mengembangkan energi terbarukan dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit untuk pembangkit listrik tenaga biogas.

2. Martua Sitorus (Wilmar International)

Martua Sitorus (Dok. IDN Times/Forbes.com)

Martua Sitorus dikenal sebagai salah satu pendiri Wilmar International, perusahaan agribisnis terkemuka yang didirikan pada 1991 bersama Kuok Khoon Hong.

Wilmar International telah berkembang menjadi salah satu pedagang minyak sawit terbesar di dunia, dengan operasi yang mencakup berbagai sektor, termasuk perkebunan kelapa sawit, penghancuran biji minyak, pemurnian minyak nabati, serta produksi gula dan oleokimia.

Pada 2018, Martua Sitorus mengundurkan diri dari posisinya sebagai Direktur Non-Independen Non-Eksekutif di Wilmar International. Kini, kekayaannya ditaksir 3,5 miliar dolar AS.

Selain keterlibatannya di Wilmar, dia bersama saudaranya, Ganda Sitorus, mendirikan Gama Corporation, sebuah konglomerat yang berfokus pada sektor properti, manufaktur semen, dan berbagai bisnis lainnya.

3. Ciliandra Fangiono (First Resources)

CEO First Resources, Ciliandra Fangiono. (Dok/Forbes)

Ciliandra Fangiono adalah CEO First Resources, perusahaan kelapa sawit yang terdaftar di Singapura dengan operasi perkebunan di Indonesia. Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai 2,4 miliar dolar AS.

Perusahaannya mengelola lebih dari 200 ribu hektare perkebunan kelapa sawit di provinsi Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. First Resources terlibat dalam kegiatan bisnis inti seperti membudidayakan kelapa sawit, memanen tandan buah segar (FFB), dan mengolahnya menjadi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (PK).

Selain itu, perusahaan memiliki fasilitas pengolahan lebih lanjut, termasuk kilang, fraksionasi, biodiesel, dan pabrik penghancuran inti, yang memproses CPO dan PK menjadi produk bernilai tambah seperti biodiesel, RBD olein, RBD stearin, minyak inti sawit, dan ekspeller inti sawit. Produk-produk ini dijual ke pasar lokal dan internasional.

4. Anthony Salim (Grup Salim)

Anthony Salim (forbes.com)

Anthony Salim adalah CEO Grup Salim, konglomerat Indonesia dengan investasi di sektor makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi. Dia juga menjabat sebagai CEO Indofood, salah satu produsen mi instan terbesar di dunia.

Selain itu, Grup Salim memiliki kepemilikan signifikan dalam Indofood Agri Resources, yang terlibat dalam produksi minyak kelapa sawit. Kekayaannya diperkirakan mencapai 12,8 miliar dolar AS.

5. Eka Tjipta Widjaja (Keluarga Widjaja, Sinar Mas)

Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group (sinarmas.com)

Eka Tjipta Widjaja adalah pendiri Sinar Mas Group, salah satu konglomerat terbesar di Indonesia. Sinar Mas Group memiliki tujuh pilar bisnis yang mencakup Pulp dan Kertas, Agribisnis dan Pangan, Layanan Keuangan, Pengembang dan Realestat, Telekomunikasi, Energi dan Infrastruktur, serta Layanan Kesehatan.

Di sektor agribisnis, Sinar Mas melalui Golden Agri-Resources mengelola perkebunan kelapa sawit yang luas dan terintegrasi dengan fasilitas pengolahan, menjadikannya salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia.

Eka Tjipta Widjaja meninggal dunia pada Januari 2019 pada usia 97 tahun. Warisan bisnisnya diteruskan oleh keluarganya, yang terus mengembangkan Sinar Mas Group di berbagai sektor industri. Kekayaannya keluarga tersebut diperkirakan 8,6 miliar dolar AS.

Editorial Team