Letak geografis Indonesia yang menjadikannya negara kepulauan dan beriklim tropis ternyata membuatnya dapat mengalami dampak perubahan iklim lebih cepat dibanding negara-negara lain. Hal ini dibuktikan melalui perkiraan periode climate departure. Climate departure adalah titik di mana suhu rata-rata terendah sudah menjadi lebih tinggi dari pada suhu rata-rata tertinggi sebelumnya. Pada saat climate departure terjadi, maka acuan suhu rata-rata yang dipakai di periode sebelumnya sudah tidak bisa dipakai kembali lantaran peningkatan suhu telah terjadi begitu signifikan.
Dilansir dari Jakarta Globe, dunia diperkirakan akan mengalami climate departure di tahun 2047 nanti. Sementara Indonesia sendiri dapat mengalaminya di waktu yang lebih cepat, yakni di tahun 2029 untuk sebagian besar daerah seperti di Jawa dan Sumatera. Sementara wilayah Papua bahkan sudah dapat mengalaminya di tahun 2020 nanti.
Dari segi perekonomian, sektor pangan lah yang paling terkena imbasnya. Setiap pertambahan satu derajat celsius pada suhu rata-rata terendah di Indonesia, hasil panen padi dapat berkurang mencapai 10 persen. Kekeringan dan suhu panas disinyalir menjadi salah satu penyebab utama panen berkurang. Seperti yang terjadi di wilayah Aceh pada tahun lalu. Dilansir dari Tribun News, akibat kekeringan dan jarang hujan, produksi panen berkurang mencapai 1,5 ton per hektare dibanding tahun kemarin. Hasil tangkapan ikan di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia juga dapat diperkirakan menurun mencapai 40 persen.
Ini merupakan peringatan nyata yang tidak bisa dibiarkan akibat bahaya pemanasan global dan perubahan iklim, mengingat pertanian dan perikanan merupakan komoditas terbesar yang berkontribusi pada GDP Indonesia. Apabila hal ini dibiarkan, bisa diperkirakan harga komoditas akan melonjak dan menurunkan daya beli masyarakat. Akhirnya, masyarakat Indonesia dapat terjerat kemiskinan dan kelaparan.
Bahaya pemanasan global dan perubahan iklim benar-benar tidak bisa disepelekan. Sayangnya, masih banyak yang tidak menghiraukan peringatan ini. Terutama di Indonesia sendiri masih banyak yang melakukan penebangan liar dan pembakaran untuk membuka lahan. Tanpa disadari, tindakan seperti ini yang marak terjadi di negara kita ternyata berkontribusi terhadap jumlah emisi karbon dunia hingga delapan persen. Tentu sangat menghkhawatirkan.
Tindakan untuk menyelamatkan bumi kita juga sudah tidak bisa ditunda lagi. Kamu bisa melakukannya dari hal-hal kecil, seperti mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, menghemat penggunaan air dan tidak membuang sampah sembarangan. Mari mulai dari sekarang, jangan tunggu sampai menyesal nanti.