Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Korea Selatan (unsplash.com/bundo)
bendera Korea Selatan (unsplash.com/bundo)

Intinya sih...

  • Ekspor makanan kemasan dan pertanian Korsel ke AS turun 6,7 persen.

  • Ekspor mobil dari Korsel ke AS turun 4,6 persen.

  • Korsel bersedia beli produk energi senilai 100 miliar dolar AS dari AS.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ekspor produk makanan kemasan Korea Selatan (Korsel) ke Amerika Serikat (AS) turun untuk pertama kalinya selama lebih dari dua tahun terakhir pada bulan Juli 2025. Penurunan terjadi menyusul ketetapan tarif dari AS sebesar 15 persen. 

Pada akhir Juli, AS dan Korsel sudah menyetujui perjanjian perdagangan untuk mengurangi tarif resiprokal dari 25 persen menjadi 15 persen. Sebagai gantinya, Korsel mau berinvestasi sebesar 350 miliar dolar AS (Rp5.699 triliun) di aset yang dimiliki oleh AS. 

1. Ekspor produk makanan kemasan dan pertanian Korsel ke AS turun 6,7 persen

Institusi Promosi Statistik Korsel mengatakan bahwa ekspor pertanian dan makanan kemasan ke AS turun 6,7 persen atau 139 juta dolar AS (Rp2,2 triliun) pada periode yang sama tahun lalu. Ekspor produk makanan yang berkurang termasuk ramen, makanan ringan, saus, dan ginseng. 

Salah seorang pejabat di Samyang Foods mengatakan bahwa ekspor ke AS sudah ditingkatkan pada Juni untuk melindungi penjualan sebelum pemberlakuan tarif. Namun, perusahaan makanan tersebut akan memitigasi dengan diversifikasi pasar dan konsumsi lokal.  

“Jika tarif akan menaikkan harga, maka konsumen AS secara alami akan menurun dan melemahkan daya beli konsumen hingga menurunkan pesanan,” ungkapnya, dikutip dari The Korea Post.

2. Ekspor mobil dari Korsel ke AS turun

Mobil KIA. (unsplash.com/bot_va)

Tak hanya berdampak pada produk makanan, tarif juga mengakibatkan penurunan ekspor mobil dari Korsel ke AS yang mencapai 4,6 persen atau 2,33 miliar dolar AS (Rp37,9 triliun) pada Juli. Namun, penurunan ini tidak sedalam pada Juni 2025, dilansir The Korea Times.

Meskipun demikian, ekspor mobil dari Korsel secara keseluruhan tetap meningkat 8,8 persen pada Juli berkat naiknya ekspor mobil ke Uni Eropa (UE). Pengiriman mobil ke UE pada bulan lalu mencapai 32,7 persen atau total 713 juta dolar AS (Rp11,6 triliun) pada Juli. 

3. Korsel bersedia beli produk energi dari AS

Pada Juli, Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa Korsel bersedia membeli produk energi senilai 100 miliar dolar AS (Rp1.627 triliun) dan akan mengumumkan investasi tambahan ke AS. 

“Korsel setuju untuk membuka pasar seluasnya dengan AS dan mereka menerima produk Amerika, seperti mobil, truk, pertanian, dan lainnya. Saya ingin berterima kasih kepada perwakilan perdagangan yang datang hari ini. Ini adalah kehormatan bisa bertemu dan berbicara soal kesuksesan negaranya,” tandasnya, dilansir Politico

Tak hanya dengan Korsel, AS juga sudah menyetujui perjanjian perdagangan untuk menurunkan tarif resiprokal dengan Jepang dan UE menjadi 15 persen menjelang detik-detik penetapan tarif pada 1 Agustus 2025. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team