Ilustrasi obligasi (IDN Times/Aditya Pratama)
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Perkasa Roeslani, menegaskan penerbitan Patriot Bond mendapat respons positif dari kalangan konglomerat.
Dia menyebut, pada tahap book building, dana yang ditargetkan sudah terpenuhi bahkan melebihi ekspektasi. Book building adalah proses penawaran awal kepada calon investor untuk menentukan minat dan jumlah dana yang bisa dihimpun.
"Alhamdulillah itu sudah lebih malah dari target kami, sudah terpenuh dan boleh saya bilang hampir semuanya yang diundang itu berpartisipasi," kata Rosan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Rosan menyampaikan pihak yang diundang untuk berpartisipasi dalam Patriot Bond adalah kelompok usaha besar. Meski tidak merinci nama karena masih dalam masa book building. Dia menekankan konglomerat besar telah ikut serta, termasuk sejumlah tokoh populer yang selama ini dikenal publik. Yang jelas, target penggalangan dana sudah tercapai bahkan melebihi jumlah yang ditetapkan.
"Ya kan masa book building kalau masa book building gak boleh disebutin dulu dong. Tapi, kan pasti udah tahu kan saya sudah bilang yang besar-besar partisipasi alhamdulillah," paparnya.
Proses book building disebut berjalan sesuai mekanisme penerbitan obligasi pada umumnya, mulai dari penyusunan memorandum informasi hingga pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pria yang juga menjabat Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menargetkan dana dari Patriot Bond dapat masuk pada 1 Oktober 2025 sehingga program yang dibiayai bisa segera berjalan.
"Jadi ada masa sekarang masa book building-nya. Jadi diharapkan 1 Oktober dananya sudah masuk," ujar Rosan.