- Antony Salim (Salim & DCI),
- Prajogo Pangestu (Barito),
- Sugianto Kusuma (Agung Sedayu & Erajaya),
- Franky Widjaja (Sinar Mas),
- Boy Thohir & Edwin Soeryadjaya (Adaro & Saratoga),
- Budi Hartono (Djarum), dan
- Low Tuck Kwong (Bayan Resources).
46 Konglomerat Indonesia Ramaikan Patriot Bond, Himpun Dana Rp51,75 T

- Daftar nama konglomerat dengan kontribusi tertinggi dalam patriot bond
- Beberapa daftar nama investor patriot bond dengan sumbangsih Rp1 triliun hingga Rp1,6 triliun
- Patrior bond dapat respons positif dari kalangan konglomerat
Jakarta, IDN Times – Beredar daftar 46 konglomerat Indonesia yang disebut-sebut sebagai investor dalam Patriot Bond yang diterbitkan oleh Danantara.
Dalam dokumen yang dikutip IDN Times, tercatat total dana yang terhimpun mencapai Rp51,75 triliun hingga September 2025. Nama-nama seperti Anthoni Salim, Prajogo Pangestu, Sugianto Kusuma, Franky Widjaja, Boy Thohir, Edwin Soeryadjaya, dan Low Tuck Kwong, menempati posisi teratas. Masing-masing dari mereka tercatat membeli Patriot Bond senilai Rp3 triliun.
1. Daftar nama konglomerat dengan kontribusi tertinggi dalam patriot bond

Beberapa nama yang menduduki posisi teratas dengan kontribusi tertinggi, masing-masing sebesar Rp3 triliun:
2. Beberapa daftar nama investor patriot bond dengan sumbangsih Rp1 triliun hingga Rp1,6 triliun

Tokoh lain dengan kontribusi signifikan antara Rp1 triliun hingga Rp1,6 triliun, antara lain:
- Tommy Winata (Artha Graha) sebesar Rp1.6 triliun
- James Riady (Lippo) sebesar Rp1,5 triliun
- Hilmi Panigoro (Amman Mineral) sebesar Rp1.5 triliun
- Gunawan Lim (Harita) sebesar Rp1,5 triliun
- Eddy Sariaatmadja (Emtek Group) sebesar Rp1,5 triliun
- Sukanto Tanoto (RGE Group) sebesar Rp1,5 triliun.
Sisanya tersebar di berbagai sektor industri mulai dari makanan, energi, properti, transportasi, hingga ritel.
3. Patrior bond dapat respons positif dari kalangan konglomerat

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Perkasa Roeslani, menegaskan penerbitan Patriot Bond mendapat respons positif dari kalangan konglomerat.
Dia menyebut, pada tahap book building, dana yang ditargetkan sudah terpenuhi bahkan melebihi ekspektasi. Book building adalah proses penawaran awal kepada calon investor untuk menentukan minat dan jumlah dana yang bisa dihimpun.
"Alhamdulillah itu sudah lebih malah dari target kami, sudah terpenuh dan boleh saya bilang hampir semuanya yang diundang itu berpartisipasi," kata Rosan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Rosan menyampaikan pihak yang diundang untuk berpartisipasi dalam Patriot Bond adalah kelompok usaha besar. Meski tidak merinci nama karena masih dalam masa book building.
Dia menekankan konglomerat besar telah ikut serta, termasuk sejumlah tokoh populer yang selama ini dikenal publik. Yang jelas, target penggalangan dana sudah tercapai bahkan melebihi jumlah yang ditetapkan.
"Ya kan masa book building kalau masa book building gak boleh disebutin dulu dong. Tapi kan pasti udah tahu kan saya sudah bilang yang besar-besar partisipasi alhamdulillah," paparnya.
Proses book building disebut berjalan sesuai mekanisme penerbitan obligasi pada umumnya, mulai dari penyusunan memorandum informasi hingga pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pria yang juga menjabat Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menargetkan dana dari Patriot Bond dapat masuk pada 1 Oktober 2025 sehingga program yang dibiayai bisa segera berjalan.
"Jadi ada masa sekarang masa book building-nya. Jadi diharapkan 1 Oktober dananya sudah masuk," sebut Rosan.