Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi Bali melakukan peninjauan ke sejumlah pasar tradisional di Kota Denpasar pada Jumat (19/6) (Dok.IDN Times/Humas Pemprov Bali)

Jakarta, IDN Times - Daya beli masyarakat menurun imbas COVID-19. Ketua Umum DPP Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) Dwi Ranny Pertiwi mengatakan, hal itu menjadi tantangan industri yang sudah siap untuk mendistribusikan produknya pasca-PSBB.

"Asumsi yang berkembang saat ini pada pandemik akan berlangsung lama. Ini membuat masyarakat menahan diri untuk membelanjakan uangnya, termasuk terhadap produk jamu," kata Ranny dalam webinar MarkPlus Industry Roundtable Sektor Farmasi, Selasa (23/6).

1. Industri dituntut kreatif dan inovatif

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Ranny mengatakan, industri saat ini dituntut kreatif untuk menjangkau konsumen. Dia mencontohkan, berjualan lewat platform online bisa jadi solusi.

"Karena lewat online dan komunitas ini mereka bisa berpromosi, bisa mengedukasi sehingga masyarakat memahami manfaat jamu bagi kesehatan," kata dia.

2. Semua industri memutar otak untuk terus bertahan

Editorial Team

Tonton lebih seru di