Dear Investor, Ini 4 Sentimen yang Perlu Dicermati di Akhir Januari

Jakarta, IDN Times - Indo Premier Sekuritas (IPOT) menyebutkan terdapat 4 sentimen yang akan mempengaruhi kinerja market yang akan berlangsung hari yakni 30-31 Januari 2025. Retail Equity Analyst IPOT, Indri Liftiany mengatakan Indeks PMI Manufaktur China mengalami kontraksi ke level 49,1 dan lebih rendah dibanding konsensusnya yang diprediksi akan tetap berada di level 50,1.
Hal ini menandai kontraksi pertama di sektor manufaktur sejak September 2024 dan penurunan paling tajam dalam lima bulan.
"Aktivitas manufaktur yang melemah ini menjadi sinyal bahwa aktivitas ekonomi China melemah dan juga berpotensi berimbas kepada penurunan permintaan batu bara dari Indonesia," terangnya dalam keterangan tertulis, Senin (30/1/2025).
1. Pasar tunggu arah kebijakan The Fed
Sentimen kedua terkait pengumuman arah kebijakan suku bunga, the Fed dijadwalkan akan mengumumkan mengenai kebijakan suku bunga Amerika Serikat pada tanggal 30 Januari mendatang.
"Menilai dari beberapa data ekonomi yang telah dirilis, didapatkan hasil yang cukup bervariatif namun memberikan kesimpulan bahwa ekonomi Amerika Serikat masih tergolong cukup kuat. Sehingga berdasarkan hasil survey, sebesar 99,5 persen para pelaku pasar yakin bahwa The Fed akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 4,5 persen-4,75 persen," papar dia.
2. Sentimen hasil evaluasi indeks LQ45 dan IDX30
Selanjutnya terkait sentimen hasil evaluasi Indeks LQ45 dan IDX30 yang akan dilakukan pada penutupan perdagangan 31 Januari 2025 dan akan efektif sejak perdagangan 3 Februari 2025.
“Tentu saja ini akan berpengaruh pada daftar saham yang kena rebalancing, LQ45 (Inclusion: CTRA, JPFA, MAPA dan Exclusion: BUKA, INTP, MTEL) dan IDX 30 (Inclusion: EXCL, ISAT dan Exclusion: ACES, PGEO),” ucapnya.
3. Sepanjang pekan lalu IHSG bergerak variatif dengan kecenderungan menguat
Tantangan terakit terkait rilis laporan keuangan beberapa emiten berpotensi menjadi sentimen perdagangan pekan ini yang hanya berlangsung selama 2 hari.
Adapun sepanjang pekan lalu sebelum libur panjang Isra Mi'raj dan Imlek, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariatif cenderung menguat tipis sebesar 0,16 persen dan ditutup di level 7.166.
Secara garis besar sektor infrastruktur menjadi sektor penopang IHSG dengan penguatan sebesar (2,27 persen) sementara sektor pemberat berasal dari sektor properti yang melemah sebesar (-2,26 persen). Selama perdagangan pekan lalu, asing mencatatkan net sell sebesar Rp919,19 miliar.