Kereta Cepat Whoosh tiba di Stasiun Padalarang. (dok. KCIC)
Total utang kereta cepat mencapai Rp120,38 triliun. Sebesar 75 persen modal proyek itu dibiayai oleh China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun.
Total investasi proyek Whoosh mencapai 7,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, target awal hanya 6 miliar dolar AS. Dengan demikian, biaya proyek Whoosh bengkak 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp20,05 triliun (kurs Rp16.707,5 per dolar AS).
Pembayaran cost overrun dirancang dengan skema 60 persen dan 40 persen. Di mana sebesar 60 persen atau 720 juta dolar AS dibayar oleh konsorsium Indonesia, dan 40 persen atau senilai 480 juta dolar AS dibayar konsorsium China.
Presiden Prabowo Subianto berkomitmen pemerintah akan membayar utang Whoosh sebesar Rp1,2 triliun per tahun. Hal itu membuka kembali pembahasan APBN digunakan sebagai opsi membayar utang Whoosh. Purbaya mengatakan, dirinya akan melihat terlebih dahulu ketentuan yang diberikan China.
“Nanti kita lihat negosiasinya seperti apa. Kan masih negosiasi ya,” ucap Purbaya.
Dia memastikan, ketentuan yang akan dinegosiasi harus aman untuk Pemerintah Indonesia.
“Tapi kelihatannya, kalau memang kita harus terlibat, saya mau lihat term-nya seperti apa. Jadi mengamankan term buat kita juga. Buat Pemerintah Indonesia juga,” tutur Purbaya.