Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra menyampaikan rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS dalam perdagangan hari ini. Dia menjelaskan, lonjakan harga emas yang menembus rekor tertinggi di atas 3.300 dolar AS per troy ons mencerminkan meningkatnya minat pasar terhadap aset aman, yang turut memberikan tekanan pada rupiah sebagai aset berisiko.
Menurut Ariston, isu utama yang membayangi pasar saat ini adalah kebijakan tarif yang diterapkan Trump, yang memicu kekhawatiran atas perang dagang antara AS dan China. Kondisi itu menambah tekanan terhadap aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang seperti rupiah.
"Semalam, Jerome Powell, Gubernur The Fed secara implisit mengkhawatirkan dampak kebijakan tarif Trump terhadap kenaikan harga di AS sehingga ada peluang the Fed tidak memangkas suku bunga lagi, dan hal ini juga menekan rupiah terhadap dollar AS," tambahnya.