Dirut BRI Ajak Rentenir Jadi Agen Pembiayaan Modal ke Pelaku UMKM

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Sunarso, mengajak para rentenir untuk bisa bergabung menjadi agen pembiayaan kepada para pelaku usaha ultra mikro.
Ajakan itu disampaikan Sunarso agar para rentenir tidak kehilangan mata pencahariannya, lantaran banyak pelaku usaha mikro yang menjadi target nasabah dari Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ultra Mikro (UMi).
"Saya kira kita nggak berhenti berpikir di situ. Rentenir ini kan manusia juga dan itu bagian dari usaha. Mungkin kita bisa engage, libatkan, kita jadikan agen kita. Modal dari kita, tools dan digitalisasi segala macam dari kita, tapi kita wanti-wanti kamu hanya boleh ngasih pinjaman maksimal suku bunganya sekian yang kita tetapkan," tutur Sunarso, dalam BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2/2022).
1. Sasaran Holding BUMN UMi
Seperti diketahui, BRI bersama dengan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) telah membentuk Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) tahun lalu.
Perhatian Sunarso terhadap keberadaan para rentenir tak terlepas dari para pelaku usaha mikro yang menjadi sasaran atau target nasabah Holding BUMN UMi.
"Kalau ditanya ke mana sasaran Holding Ultra Mikro? Ya pertama 18 juta yang belum tersentuh lembaga pembiayaan, kita masukkan dulu ke dalam sistem keuangan dan selebihnya mungkin kita bisa urutkan, dari yang masih ke loan shark, rentenir segala macam itu menjadi target," kata Sunarso.
Oleh sebab itu, Sunarso ingin agar para rentenir itu bergabung bersama pihaknya dengan menjadi agen. Dengan begitu, mereka tetap bisa memiliki pendapatan dari profesi pinjam-meminjam uang tersebut.
"Saya kira teman-teman dari BRI ini sudah banyak melibatkan pedagang uang ini, rentenir ini menjadi agen kita dan mengikuti ketentuan-ketentuan dari kita dan mereka nggak berkurang kok pendapatannya karena coverage-nya jadi lebih tinggi," ucap dia.
2. Ada 45 juta pelaku usaha mikro yang masih butuh pendanaan
Sunarso pun turut menjelaskan latar belakang terbentuknya Holding BUMN UMi. Holding BUMN UMi terbentuk berdasarkan riset yang dilakukan BRI bersama dengan para konsultannya pada 2018 silam.
Hasil riset tersebut menunjukkan, masih ada 40 juta lebih pelaku usaha ultra mikro yang membutuhkan pendanaan dari lembaga pembiayaan formal.
"Ternyata, di Indonesia ada 45 juta pengusaha, pelaku usaha ultra mikro yang masih butuh pendanaan, baik pendanaan baru maupun pendanaan yang sifatnya tambahan. Dari 45 juta itu yang sudah disentuh oleh lembaga pembiayaan baru 15 juta," kata Sunarso.
Sebanyak 15 juta pelaku usaha ultra mikro tersebut mendapatkan pembiyaan dari beberapa lembaga seperti BRI, Pegadaian, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), dan juga fintech.
"Kalau tidak salah fintech baru menyentuh pelaku UMi ini 1,5 juta," ujar Sunarso.
3. Sekitar 30 juta pelaku usaha ultra mikro belum tersentuh lembaga pembiayaan
Oleh karena itu, masih ada 30 juta pelaku usaha UMi di Indonesia yang belum tersentuh lembaga pembiayaan formal.
Lantas, ke mana mereka mencari pendanaan atau pembiayaan tersebut?
Sunarso menjelaskan, lima juta di antaranya mengandalkan loan shark atau rentenir yang menetapkan bunga tinggi. Hasil riset BRI menunjukkan bunga yang ditetapkan bisa 100 persen hingga 500 persen per tahunnya.
"Terus kemudian yang tujuh juta kalau butuh pendanaan pinjam ke kerabat sanak saudara dan sisanya 18 juta belum tersentuh sama sekali," kata Sunarso.
Ke-18 juta pelaku usaha UMi yang sama sekali belum mendapatkan akses pembiayaan itulah kemudian menjadi sasaran utama Holding BUMN UMi.