Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251114-WA0020.jpg
Managing Director Danantara, Febriany Eddy (IDN Times/Pitoko)

Intinya sih...

  • Keterlambatan perawatan pesawat Garuda membuat kerugian semakin besar.

  • Modal dari Danantara menjadi tonggak penting dalam perbaikan Garuda.

  • Rincian penggunaan modal mencakup pemeliharaan pesawat dan operasional Citilink.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) bakal menyuntikkan modal sebesar Rp23,67 triliun ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Salah satu alasan utama dari penyuntikkan modal tersebut adalah karena banyaknya pesawat Garuda dan Citilink yang berhenti beroperasi sementara alias grounded dan membutuhkan perawatan.

"Dari angka yang besar yang kita masukkan ke Garuda kemarin, sebagian besar adalah untuk maintenance, perawatan. Ini saya cerita sedikit lebih simpelnya begini karena Garuda saat ini punya banyak sekali pesawat yang grounded, tidak bisa terbang karena mereka belum melakukan maintenance yang diperlukan," tutur Managing Director Danantara, Febriany Eddy di Wisma Danantara, Jumat (14/11/2025).

1. Keterlambatan perawatan bikin kerugian Garuda semakin besar

ilustrasi pesawat Garuda Indonesia (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Perempuan yang karib disapa Febri tersebut menjelaskan, keterlambatan perawatan pesawat-pesawat grounded itu membuat kerugian Garuda semakin membesar. Maka dari itu, prioritas utama suntikan modal dari Danantara digunakan agar pesawat-pesawat tersebut bisa kembali beroperasi.

Adapun sebelumnya, Danantara telah lebih dahulu menyuntikkan dana kepada Garuda Indonesia melalui skema shareholder loan (SHL) sebesar Rp6,65 triliun untuk mendanai kebutuhan maintenance, repair, dan overhaul (MRO).

"Pada saat awal tahun itu yang Rp6 triliun ini yang urgent banget, yang tidak bisa ditunda sehingga diberi terlebih dahulu, tapi kita kontrol penggunanya dan komitmen dari Garuda untuk maintenance saja supaya segera, sesegera mungkin pesawat-pesawat Garuda itu bisa memenuhi segala requirement maintenance dan bisa terbang segera. Itu kalau ditunda, malah tahun depan takutnya udah gak bisa karena bolongnya udah besar banget ya," tutur Febri.

2. Modal dari Danantara tonggak penting perbaikan Garuda

Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), Glenny H. Kairupan. (dok. Garuda Indonesia)

Sebelumnya diberitakan, Garuda Indonesia memperoleh suntikan modal sebesar Rp23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM. Perolehan modal tersebut dilakukan melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) berupa setoran modal tunai sebesar Rp17,02 triliun serta Konversi Utang Pinjaman Pemegang Saham sebesar Rp6,65 triliun.

Hal itu terjadi setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilakukan pada Rabu (12/11/2025) menyetujui penyertaan modal dari Danantara tersebut.

"Persetujuan pemegang saham terhadap penyertaan modal ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan pemulihan dan transformasi Garuda Indonesia. Dukungan dari DAM sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah mencerminkan kepercayaan terhadap arah strategis dan visi jangka panjang kami dalam mewujudkan maskapai nasional yang sehat, tangguh, dan berkelas dunia," tutur Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny Kairupan dalam pernyataan resminya, dikutip Kamis (13/11/2025).

3. Rincian penggunaan modal dari Danantara

Livery Garuda Indonesia spesial HUT ke-80 RI (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Dari total dana Rp23,67 triliun, sekitar Rp8,7 triliun (37 persen) akan dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, meliputi pemeliharaan dan perawatan pesawat. Sementara itu, Rp14,9 triliun (63 persen) akan mendukung operasional Citilink yang terdiri atas Rp11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina periode 2019–2021.

"Dengan permodalan yang lebih kuat, kami dapat memperkokoh keandalan operasional, meningkatkan kesiapan armada, serta menghadirkan layanan penerbangan yang modern dan andal bagi masyarakat," kata Glenny.

Editorial Team