Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sah! Garuda Indonesia Dapat Suntikan Modal Rp23,67 T dari Danantara

Potret Garuda Indonesia, di bandara, (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)
Potret Garuda Indonesia, di bandara, (IDN Times/Dhiya Awlia Azzahra)
Intinya sih...
  • Rincian penggunaan modal dari Danantara
    • Sebesar Rp8,7 triliun (37 persen) untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia
    • Rp14,9 triliun (63 persen) untuk operasional Citilink
    • Penerbitan 315 miliar lembar saham Seri D
      • Dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp75 per lembar saham
      • Memastikan keberlanjutan pencatatan saham di BEI dan memperkuat posisi keuangan perusahaan
      • Pemulihan bisnis maskapai penerbangan punya komplekstitas tinggi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) atau Garuda Indonesia memperoleh suntikan modal sebesar Rp23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) atau DAM.

Perolehan modal tersebut dilakukan melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) berupa setoran modal tunai sebesar Rp17,02 triliun serta Konversi Utang Pinjaman Pemegang Saham sebesar Rp6,65 triliun.

Hal itu terjadi setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilakukan pada Rabu (12/11/2025) menyetujui penyertaan modal dari Danantara tersebut.

"Persetujuan pemegang saham terhadap penyertaan modal ini merupakan tonggak penting dalam perjalanan pemulihan dan transformasi Garuda Indonesia. Dukungan dari DAM sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah mencerminkan kepercayaan terhadap arah strategis dan visi jangka panjang kami dalam mewujudkan maskapai nasional yang sehat, tangguh, dan berkelas dunia," tutur Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny Kairupan dalam pernyataan resminya, dikutip Kamis (13/11/2025).

1. Rincian penggunaan modal dari Danantara

Pesawat maskapai Citilink bersiap lepas landas di runway bandara
Ilustrasi pesawat maskapai Citilink saat di runway bandara (dok. Citilink)

Dari total dana Rp23,67 triliun, sekitar Rp8,7 triliun (37 persen) akan dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, meliputi pemeliharaan dan perawatan pesawat.

Sementara itu, Rp14,9 triliun (63 persen) akan mendukung operasional Citilink yang terdiri atas Rp11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp3,7 triliun untuk pelunasan kewajiban pembelian bahan bakar kepada Pertamina periode 2019–2021.

"Dengan permodalan yang lebih kuat, kami dapat memperkokoh keandalan operasional, meningkatkan kesiapan armada, serta menghadirkan layanan penerbangan yang modern dan andal bagi masyarakat," kata Glenny.

2. Penerbitan 315 miliar lembar saham Seri D

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Penyertaan modal ini dilakukan melalui penerbitan 315.610.920.000 lembar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp75 per lembar saham, sebagaimana telah disetujui dalam RUPSLB.

Langkah ini juga memastikan keberlanjutan pencatatan saham Garuda Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta memperkuat posisi keuangan perusahaan untuk mendukung akselerasi transformasi jangka panjang.

"Dengan langkah ini, diharapkan posisi ekuitas perusahaan secara konsolidasi akan kembali positif yang turut ditunjang berbagai inisiatif strategis penguatan fundamental keuangan sebagai fondasi kokoh bagi pertumbuhan yang berkelanjutan," ujar Glenny.

3. Pemulihan bisnis maskapai penerbangan punya komplekstitas tinggi

Livery Garuda Indonesia spesial HUT ke-80 RI (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)
Livery Garuda Indonesia spesial HUT ke-80 RI (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Glenny pun menyoroti pemulihan bisnis maskapai penerbangan memiliki kompleksitas yang tinggi, mencakup dinamika industri global, fluktuasi biaya operasional, serta kebutuhan adaptasi terhadap tren pasar dan teknologi.

Oleh karena itu, setiap langkah strategis yang diambil perusahaan memerlukan proses pengambilan keputusan prudent, tidak hanya dari aspek tata kelola korporasi baik (good corporate governance), tetapi juga dari perspektif keberlangsungan bisnis jangka panjang (business sustainability outlook).

“Kami meyakini bahwa setiap kebijakan yang diambil harus berpijak pada keseimbangan antara pemulihan kinerja jangka pendek dan daya tahan bisnis jangka panjang. Dengan fondasi keuangan yang kini lebih sehat, Garuda Indonesia siap melangkah ke fase pertumbuhan yang lebih berkelanjutan,” tutur Glenny.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in Business

See More

Trump Akhiri Shutdown AS Usai Teken RUU, Bantuan-Gaji Segera Dipulihkan

13 Nov 2025, 15:17 WIBBusiness