ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)
Sementara itu, Chief Economist DBS Bank, Taimur Baig mengatakan, konsumsi rumah tangga akan menjadi penopang pertumbuhan di tengah melemahnya kinerja perdagangan.
"Kami setuju dengan perkiraan resmi pemerintah mengenai pertumbuhan sekitar 5 persen tahun ini. Kami berpendapat bahwa pendorong pertumbuhan ekonomi adalah investasi dan konsumsi dalam negeri,” ucapnya.
Laju perekonomian nasional masih dibayangi oleh koreksi harga komoditas dan konflik geopolitik menyebabkan normalisasi harga komoditas yang ujungnya akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.
Sementara, sektor perdagangan dan eksternal yang terkait dengan komoditas tidak akan menjadi sumber pertumbuhan lantaran harga minyak yang berada pada posisi melemah.
"Kami tidak melihat adayan kemajuan signifikan meskipun ada beberapa geopolitik yang menjadi alasan mengapa kami tidak melihat hal tersebut," kata dia.
Penggerak ekonomi lainnya berasal dari belanja pemerintah dilakukan secara frontloading pada kuartal I-2024 yaitu untuk kegiatan pemilihan umum pada Februari 2024, belanja pegawai dengan terjadinya kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) serta bantuan sosial.
“Kami melihat adanya kenaikan gaji PNS dan perpanjangan program transfer sosial, serta beberapa proyek infrastruktur. Ini menjadi bidang-bidang utama dimana sektor publik akan kembali menjadi sumber lapangan kerja dan konsumsi, dukungan dan investasi yang besar,” tutur Taimur.