Lebih lanjut, tekanan bagi dolar AS juga datang dari kebijakan moneter. Ibrahim menyoroti rilis catatan hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada September yang dirilis tadi malam.
Dalam catatan tersebut, terungkap Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) hampir dengan suara bulat memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya. Langkah tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak akhir 2024. The Fed juga memberikan sinyal kemungkinan akan ada dua kali lagi penurunan suku bunga hingga akhir tahun ini.
Ibrahim menyebutkan, menurut perangkat CME FedWatch, pasar kini melihat peluang hampir 100 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (0,25 persen) pada bulan Oktober.
"Fokus hari Kamis tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang rencana bank sentral terkait suku bunga," paparnya.