BI Catat Transaksi Mata Uang Lokal RI-Jepang Sentuh Rp83 Triliun

- Transaksi mata uang lokal RI-Jepang mencapai Rp83,13 triliun hingga Juli 2025
- LCT tidak hanya untuk ekspor-impor, tapi juga pembelian SRBI dan surat utang lainnya secara digital
- Kerja sama LCT akan membuka peluang lebih besar bagi UMKM dan memperdalam pasar keuangan domestik
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi lintas negara yang menggunakan mata uang lokal atau local currency transaction (LCT) antara Indonesia dan Jepang telah mencapai 5,1 miliar dolar AS atau setara Rp83,13 triliun hingga Juli 2025. Capaian ini menempatkan Jepang sebagai mitra LCT terbesar kedua Indonesia setelah China.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam acara High Level Campaign LCT & Launching QRIS Cross Border Indonesia-Jepang yang digelar di Jakarta, Senin (21/5/2025).
"Sebesar 1,5 miliar dolar AS. Kita menggunakan transaksi lintas batas bilateral langsung antara rupiah dan yen. Terima kasih rekan-rekan Apoointed Cross Cureency Dealer (ACCD) yang telah membuka rekening rupiah-yen lintas batas," ujarnya.
1. Transaksi mata uang lokal Indonesia-Jepang untuk transaksi ekspor-impor

Menurut Perry, sebagian besar transaksi mata uang lokal antara Indonesia dan Jepang selama ini didorong oleh aktivitas ekspor-impor. Namun, ke depan, Bank Indonesia mendorong integrasi yang lebih luas dengan menggabungkan transaksi mata uang lokal dan sistem pembayaran digital lintas batas.
“Inilah babak baru, yaitu transaksi mata uang lokal dan interkonektivitas lintas batas sistem pembayaran. Dan lebih dari itu, juga terhubung dengan pasar uang dan transaksi keuangan,” katanya
2. LCT tidak hanya untuk fasilitasi perdagangan dan investasi tapi pembelian SRBI
Perry menjelaskan, skema LCT antara Indonesia dan Jepang nantinya tidak hanya akan memfasilitasi perdagangan dan investasi bilateral, tetapi juga memungkinkan transaksi pembelian instrumen keuangan seperti Surat Berharga Bank Indonesia (SRBI) dan surat utang lainnya secara digital.
“Saya memberikan tantangan semua, dari Asosiasi Pasar Uang dan Valuta Asing Indonesia (Apuvindo) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk segera bekerja sama agar rekening yen tersebut dapat digunakan untuk membeli obligasi pemerintah dan pasar sekunder ritel. Beli ritel menggunakan mobile banking yang terhubung ke lintas batas,” tutur Perry.
3. Kerja sama LCT akan buka peluang lebih besar untuk pelaku UMKM

Penguatan kerja sama melalui LCT dan integrasi sistem pembayaran lintas negara tidak hanya akan memperluas akses perdagangan dan investasi, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sekaligus memperdalam pasar keuangan domestik.
“Inisiatif ini akan membantu menekan biaya transaksi, menjaga stabilitas nilai tukar, sekaligus memperkuat ketahanan sistem keuangan ke depan. Ini merupakan strategi manajemen risiko, termasuk diversifikasi mata uang serta pendalaman pasar keuangan,” tuturnya.
Bank Indonesia terus mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral sebagai bagian dari upaya dedolarisasi yang lebih luas, sejalan dengan dinamika global dan upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional.