Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyoroti dampak penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap ekonomi Indonesia, khususnya di sektor energi.
Dia mengungkapkan sektor energi merupakan salah satu penyerap dolar AS terbesar di Indonesia. Dalam hal ini, impor minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), dan liquefied petroleum gas (LPG) menggerus devisa sebesar Rp500 triliun hingga Rp550 triliun setiap tahun.
"Kita ini mengimpor crude kita atau mengimpor BBM kita termasuk LPG satu tahun itu membutuhkan uang sekitar Rp500 triliun sampai Rp550 triliun devisa kita keluar. Dan itu pasti kita tukar dengan dolar," kata dia dalam konferensi pers di Gedung BPH Migas, Jakarta, Kamis (19/12/2024).