Ilustrasi Sedekah. (IDN Times/Aditya Pratama)
Pengalamannya hidup susah, membawa Suradi semakin matang. Mentalnya kian kuat dan membuatnya mampu menemukan rumus tepat dalam pengembangan bisnis.
Suradi tak pelit ilmu, karena ketika berbisnis juga mengedukasi. Ada kedai kecil di seberang Dunia Kopi yang menawarkan kopi gratis. Dari sanalah, Suradi memberikan edukasi terhadap para pelanggannya. Ketika melayani, Suradi juga begitu ramah. Ilmu serta kopi yang diberikan di kedai tersebut, gratis!
"Layani orang dengan baik, bagus. Harganya saya gak patok tinggi, murah. Tapi, murah bukan berarti tak berkualitas. Saya harus menjaga kualitas kopi yang dijual, supaya segar. Dari situ, orang pasti balik. Proses semua sendiri. Saya roasting (memanggang) sendiri, ada tempatnya khusus di atas. Soalnya, dari situ saya bisa jaga kualitas," terang Suradi.
Memberi kopi dan ilmu secara gratis, mungkin di pikiran kamu, matematika bisnisnya tak masuk. Bagaimana mau untung? Begitu bukan? Suradi punya pemikiran berbeda. Baginya, ilmu sedekah lebih penting ketimbang uang.
"Ikhlas saja, pengalaman yang bicara. Saya kasih orang, sedekah. Bukannya saya rugi, tapi untung. Saya dapat teman banyak. Dari teman itu, mereka akan kasih tahu di sini ada toko Dunia Kopi. Mereka ke sini penasaran, beli kopi saya. Di akhirat, sedekah itu yang ujungnya menolong kita. Untungnya di situ, mas," kata Suradi.
Metode ini pula, yang menurut Suradi, menolongnya ketika pandemik COVID-19. Saat para pembeli tak bisa datang ke tokonya secara langsung karena kebijakan lockdown dan PPKM, Suradi justru mendapatkan banyak pesanan secara daring.
Dia tak membuka pesanan lewat retail-retail seperti Tokopedia, Shopee, atau lainnya. Tapi, hanya berbekal WhatsApp, Suradi melayani para pelanggannya.
"Selama pandemik, Alhamdulillah stabil. Bahkan, terkadang pesanan juga makin banyak. Orang-orang memang pusing karena PPKM dan lainnya, tapi harusnya hadapi dengan senyum. Saya tetap terima banyak pesanan saat itu. Ketika PPKM ditiadakan, operasi toko normal. Ada gairah yang kembali. Sebenarnya, saya kangen di situ, bisa kumpul sama pelanggan, kasih edukasi," ujar Suradi.