Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, dolar AS telah menguat selama delapan minggu berturut-turut, didorong ekspektasi kebijakan Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang berpotensi memicu inflasi.
"Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif perdagangan tambahan pada Tiongkok dan negara-negara lain, yang meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang baru," ujarnya.
Langkah tersebut, menurut Trump, bertujuan mengurangi migrasi dan peredaran obat-obatan terlarang di perbatasan AS. Di sisi lain, China diperkirakan akan merespons dengan stimulus fiskal baru yang akan dibahas dalam pertemuan politik tingkat atas bulan Desember mendatang.
Ibrahim juga mencatat bahwa perdagangan mata uang relatif sepi menjelang libur Thanksgiving di AS. Investor saat ini menanti data ekonomi utama, termasuk pembacaan kedua PDB kuartal ketiga AS dan indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi bulan Oktober, yang akan dirilis Rabu ini.