Jakarta, IDN Times - Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat membantah pernyataan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu yang menyebutkan tarif impor Amerika Serikat (AS) terbaru sebagai "ancaman eksistensial" bagi ekspor Indonesia.
Mari menyatakan hal tersebut lewat tulisannya yang dimuat di Harian Kompas pada Kamis (3/4/2025). Menurut Achmad, klaim yang disampaikan Mari terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan fakta terakhir.
"Faktanya, ekspor Indonesia ke AS hanya menyumbang 12 persen dari total ekspor nasional. Angka yang jauh lebih kecil dibandingkan ketergantungan Vietnam (28 persen) atau Meksiko (36 persen)," kata Achmad dalam catatannya yang diterima IDN Times, Jumat (4/4/2025).
Meski begitu, nilai ekspor Indonesia ke AS memang mengalami lonjakan hampir 48 persen dalam lima tahun terakhir, dari 17,84 miliar dolar AS pada 2019 menjadi 26,31 miliar dolar AS pada 2024.
Komoditas tekstil dan rajutan menjadi salah satu produk yang paling besar diekspor ke negeri Paman Sam. Oleh karena itu, AS sering dijadikan surga ekspor untuk produk tekstil dan rajutan Indonesia.
Di tengah kekhawatiran dari kebijakan tarif Trump tersebut, dia menilai ada peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkannya.