ilustrasi 100 dolar AS (pexels.com/Engin Akyurt)
Kebijakan tarif Trump yang agresif juga berpotensi mengguncang perdagangan global. Selama kampanye, Trump berjanji akan menggunakan tarif sebagai senjata ekonomi, tetapi banyak pihak terkejut dengan seberapa jauh ia merealisasikan janji tersebut.
Saat berada di pesawat kepresidenan Air Force One, Trump membantah laporan dari Bloomberg dan The Wall Street Journal yang menyebut bahwa pemerintahannya akan menerapkan tarif secara bertahap pada beberapa negara dengan defisit dagang terbesar.
“Anda akan memulainya dengan semua negara, jadi mari kita lihat apa yang terjadi,” kata Trump, menepis rumor bahwa hanya 10 atau 15 negara yang akan terkena tarif lebih dulu.
Sementara itu, penasihat senior Gedung Putih untuk perdagangan dan manufaktur, Peter Navarro, memperkirakan bahwa tarif Trump dapat menghasilkan pendapatan hingga 600 miliar dolar AS per tahun.
“Ini adalah peningkatan pajak bersejarah yang bisa menaikkan biaya hidup jutaan orang Amerika,” kata Navarro dalam wawancara dengan Fox News Sunday.
Goldman Sachs kini memperkirakan bahwa dampak tarif ini akan lebih besar dari yang sebelumnya diasumsikan oleh pelaku pasar.
“Kami terus percaya bahwa risiko dari tarif 2 April lebih besar dari yang diasumsikan banyak pelaku pasar,” tulis tim ekonomi Goldman Sachs dalam catatan mereka, dikutip dari CNBC International.
Dengan kebijakan tarif yang semakin agresif, pasar kini bersiap menghadapi potensi gejolak yang lebih luas terhadap perekonomian global.