Trump Ancam Tarif Lebih Besar untuk Uni Eropa dan Kanada

- Trump mengancam Uni Eropa dan Kanada dengan tarif besar-besaran jika keduanya membalas kebijakan perdagangan AS.
- Rencana tarif tambahan 25 persen terhadap impor mobil dan suku cadang dari berbagai negara diumumkan sebagai bagian dari strategi ekonomi "Liberation Day."
Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menggertak Uni Eropa dan Kanada dengan ancaman tarif besar-besaran. Jika kedua pihak bersekongkol untuk membalas kebijakan perdagangan AS, Trump berjanji akan menaikkan bea impor jauh di atas rencana sebelumnya.
Dalam unggahan di Truth Social, Trump mengatakan, Washington tak akan tinggal diam jika kebijakan ekonominya diganggu.
“Jika Uni Eropa bekerja sama dengan Kanada untuk melakukan kerusakan ekonomi AS, tarif besar, jauh lebih besar dari yang direncanakan saat ini, akan diberlakukan pada keduanya untuk melindungi sahabat terbaik yang pernah mereka miliki!” tulis Trump, dikutip dari NBC News, Minggu (30/3/2025).
1. Trump bersiap menaikkan tarif otomotif

Trump sebelumnya telah mengumumkan rencana menerapkan tarif tambahan sebesar 25 persen terhadap impor mobil dan suku cadang dari berbagai negara. Kebijakan ini berpotensi mengguncang hubungan dagang dengan mitra utama AS seperti Meksiko, Kanada, Korea Selatan, Jepang, dan Jerman.
Langkah ini disebut sebagai bagian dari “Liberation Day,” strategi ekonomi yang digadang-gadang Trump untuk memperbaiki defisit perdagangan AS.
“Ini adalah awal dari Liberation Day di Amerika,” ujar Trump dalam pidatonya di Gedung Putih.
“Kami akan mengambil kembali sebagian uang yang telah diambil dari kami,” tambahnya, dikutip dari Politico, Minggu (30/3).
Tarif baru ini dijadwalkan berlaku mulai 3 April dan dianggap sebagai eskalasi terbesar dalam konflik dagang yang berkecamuk sejak era Trump. Para analis memperingatkan langkah ini bisa menimbulkan efek domino terhadap ekonomi global, terutama bagi industri otomotif di Eropa dan Amerika Utara.
2. Uni Eropa dan Kanada siapkan langkah balasan

Hingga kini, Uni Eropa dan Kanada belum merilis pernyataan resmi terkait dugaan kerja sama untuk melawan AS. Namun, keduanya sudah memberi sinyal bahwa mereka tak segan mengambil langkah balasan terhadap kebijakan tarif Trump.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan Uni Eropa tetap mengedepankan jalur diplomasi, tetapi tak akan membiarkan kepentingan ekonominya dirugikan.
“Uni Eropa akan terus mencari solusi yang bisa dinegosiasikan, sambil tetap melindungi kepentingan ekonominya,” kata von der Leyen dalam pernyataan resmi.
Di sisi lain, Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyebut kebijakan Trump sebagai serangan langsung terhadap Kanada. Ia langsung menggelar rapat darurat dengan kabinetnya untuk membahas respons yang akan diambil.
“Kami akan membela pekerja kami, kami akan membela perusahaan kami, kami akan membela negara kami, dan kami akan membelanya bersama-sama,” ujar Carney di Kitchener, Ontario.
3. Industri otomotif Eropa terpukul

Ancaman tarif tambahan dari Trump langsung menuai reaksi keras dari industri otomotif Eropa. Produsen kendaraan di benua biru saat ini sudah menghadapi tekanan dari perlambatan ekonomi serta meningkatnya persaingan dengan produsen China.
Asosiasi Produsen Mobil Eropa menyatakan bahwa tarif 25 persen yang akan diterapkan AS bisa menjadi pukulan telak bagi sektor otomotif global sekaligus industri manufaktur AS.
“Tarif ini akan merugikan produsen mobil global dan industri manufaktur AS pada saat yang sama,” ujar asosiasi tersebut dalam pernyataan resminya.
Pasar AS merupakan tujuan ekspor utama bagi industri otomotif Eropa. Pada 2023, ekspor kendaraan dan suku cadang dari Eropa ke AS mencapai 56 miliar euro. Saat ini, sektor otomotif di Eropa menyokong 13,8 juta tenaga kerja, atau sekitar 6,1 persen dari total angkatan kerja di Uni Eropa.
Dengan kebijakan tarif baru ini, raksasa otomotif seperti BMW, Volkswagen, Mercedes-Benz, Volvo, dan Stellantis harus menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan daya saing mereka di pasar AS.