Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera China (unsplash.com/@myers2021)
bendera China (unsplash.com/@myers2021)

Intinya sih...

  • Penjualan retail dan hasil produksi industri melambat.

  • Ekonomi China masih bergantung pada ekspor ke AS.

  • China berhasil mengalihkan ekspor ke Afrika.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi China semakin melambat dengan pertumbuhan 5,3 persen pada paruh pertama 2025. Perlambatan ini didorong oleh lemahnya permintaan domestik dan turunnya kapasitas produksi industri China. 

Perlambatan ekonomi China ini terjadi di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, ekspor China ke Rusia juga ikut menurun di tengah tekanan sanksi dan turunnya permintaan. 

1. Penjualan retail dan hasil produksi industri melambat

Biro Statistik Nasional China (NBS) menunjukkan bahwa penjualan retail di China naik 3,4 persen pada Agustus 2025. Angka ini berada di bawah prediksi analis dengan pertumbuhan mencapai 3,9 persen dan melambat dibanding Juli yang tumbuh 3,7 persen. 

Sementara itu, hasil industri China juga melambat 5,2 persen pada Agustus 2025 dibandingkan 5,7 persen pada bulan sebelumnya. Angka ini menjadi yang terendah sejak Agustus 2024, dikutip dari CNBC

Selain itu, investasi properti di China menurun hingga 12,9 persen pada 8 bulan di tahun ini. Sedangkan investasi manufaktur di sektor utilitas naik hingga 5,1 persen dibandingkan tahun lalu. 

2. Ekonomi China masih bergantung pada ekspor ke AS

Pada tahun ini, ekonomi China masih sangat bergantung pada ekspor luar negeri. Alhasil, ekonomi China terpukul keras imbas perang dagang dengan AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump dalam 8 bulan terakhir. 

Dilansir dari The Guardian, dampak ini sudah terasa meskipun AS dan China setuju untuk menunda penetapan tarif hingga 10 November. Pada Agustus, export dari China ke AS juga menurun hingga 33,12 persen imbas ketidakpastian tarif. 

“Poin data aktivitas mengarah pada hilangnya momentum. Sedangkan sejumlah data ini merefleksikan iklim sementara yang terganggu dan naiknya tekanan kepada pemerintah untuk memberikan bantuan tambahan,” tutur Ekonom China di Capital Economics, Zichun Huang. 

3. China berhasil mengalihkan ekspor ke Afrika

Benua Afrika. (unsplash.com/jameswiseman)

Pada Juli, total ekspor China mengalami kenaikan hingga 7,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun ekspor ke AS turun signifikan, ekspor China ke Afrika dan Asia Tenggara mengalami kenaikan. 

Dilansir Euronews, China sudah menjadi rekan dagang terbesar Afrika pada tahun ini. Kantor Bea Cukai China mengatakan bahwa sepanjang paruh pertama 2025, perdagangan bilateral antara China dan Afrika nilainya menembus 141 miliar euro (Rp2.727 triliun). 

Sementara itu, China masih memegang peranan penting dalam ekspor mineral langka yang berguna untuk bahan utama teknologi tinggi. AS ingin memastikan punya akses pada mineral langka China dalam negosiasi perdagangan kedua negara. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team