Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Joko Widodo melepas kontainer ekspor ke Turki dan pengiriman ke pasar Jawa Tengah bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Gubernur Riau Syamsuar, Chairman RGE Sukanto Tanoto, dan Direktur RGE Anderson Tanoto (IDN Times/Karsa Adiguna)
Presiden Joko Widodo melepas kontainer ekspor ke Turki dan pengiriman ke pasar Jawa Tengah bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Gubernur Riau Syamsuar, Chairman RGE Sukanto Tanoto, dan Direktur RGE Anderson Tanoto (IDN Times/Karsa Adiguna)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor dan impor Indonesia pada Mei 2020 mengalami penurunan, meski neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$2,1 miliar. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan ekspor utama Indonesia masih ke Tiongkok.

Ekspor nonmigas Indonesia ke Negeri Tirai Bambu mencapai US$10,39 miliar atau 17,04 persen. Posisi kedua adalah Amerika Serikat (AS) dengan total US$7,2 miliar.

"Ekspor utama kita masih tertuju ke Tiongkok dengan share sekitar 17,04 persen pada Mei 2020," ujarnya dalam video conference, Jakarta, Senin (15/6).

1. Besi baja hingga kertas paling banyak diekspor

Ilustrasi ekspor. (IDN Times/Arief Rahmat)

Suhariyanto mengatakan komoditas yang paling banyak diekspor ke negeri Tirai Bambu ini mulai dari besi dan baja, bahan bakar mineral, dan pulp.

"Sementara itu AS komoditas utama yang di ekspor diantaranya mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian, aksesoris dan rajutan," ucap dia.

2. Tak hanya ekspor, Tiongkok juga negara asal produk impor yang mendominasi

Ilustrasi impor (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari sisi impor, Negeri Tirai Bambu juga cukup dominan. Andil Tiongkok mencapai 28,13 persen yang disusul oleh Jepang sebesar 10,04 persen, lalu Singapura sebesar 6,59 persen, Thailand sebesar 6,19 persen, dan Thailand sebesar 5,93 persen.

"Impornya berupa bawang putih hingga laptop," ujarnya.

3. Neraca dagang Indonesia surplus tapi kurang menggembirakan

Kepala BPS Suhariyanto (Dok. Humas BPS)

BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia Mei 2020 mengalami surplus sebesar US$2,1 miliar. Namun, capaian tersebut dinilai kurang menggemberikan.

"Jadi kalau dikihat capaiannya kurang menggembirakan karena ekspor turun 28,95 persen (yoy) dan impor turun lebih dalam 42,2 persen (yoy)," ucapnya.

Editorial Team