Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot 2025-09-02 085131.jpg
Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (FESyar KTI) mencatat berbagai capaian konkret dalam memperkuat eksyar. (Dok/Istimewa).

Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa ekonomi syariah (eksyar) tidak sekadar menjadi alternatif, melainkan telah menjadi bagian integral dari strategi pembangunan nasional, khususnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi baru di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini disampaikan oleh Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Imam Hartono, dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Senin (2/9/2025).

Menurut Imam, penguatan eksyar dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai elemen, termasuk komunitas, pesantren, dan pelaku UMKM. "Eksyar hadir sebagai sumber pertumbuhan baru yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis nilai-nilai luhur Islam," ujarnya.

1. Bukti nyata kontribusi ekonomi syariah di wilayah timur

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (FESyar KTI) mencatat berbagai capaian konkret dalam memperkuat eksyar. Di antaranya, terwujudnya transaksi penjualan produk halal dari 22 provinsi di wilayah KTI, serta tercapainya nilai temu bisnis antara UMKM dan lembaga keuangan syariah senilai Rp15,8 miliar.

Selain itu, festival ini juga menghasilkan implementasi 16 titik Zona Kuliner Halal Aman dan Sehat (Zona KHAS) serta fasilitasi 2.240 sertifikasi halal bagi pelaku UMKM di seluruh KTI.

2. Kalimantan Barat memiliki potensi besar dalam ekonomi dan industri halal

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Secara khusus, Kalimantan Barat (Kalbar) memiliki potensi besar dalam pengembangan produk halal berbasis komoditas unggulan daerah. Produk seperti sawit, karet, kopi, lidah buaya, dan hasil perikanan berpotensi diolah menjadi produk halal bernilai tambah tinggi.

Potensi ini semakin diperkuat dengan dukungan akses perdagangan internasional melalui dua pintu perbatasan utama, yakni Entikong dan Aruk, yang membuka jalur ekspor ke negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, dan kawasan ASEAN.

" Di samping itu, pariwisata halal berbasis budaya Islam-Melayu turut menjadi nilai tambah, dengan ikon daerah seperti Sungai Kapuas dan Tugu Khatulistiwa sebagai daya tarik utama," tegasnya.

Bank Indonesia bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) serta mitra strategis lintas sektor berkomitmen untuk memperkuat rantai nilai halal, memperluas akses pembiayaan syariah yang inklusif dan adaptif, serta meningkatkan literasi dan inklusi eksyar secara menyeluruh. Langkah ini merupakan bagian dari visi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia pada tahun 2029.

3. Pemprov Kalbar dukung penuh pengembangan eksyar

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Dok. IDN Times)

Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, mengatakan kegiatan ini menjadi momentum penting untuk membumikan nilai-nilai eksyar di tengah masyarakat.

"FESyar membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memahami dan mengembangkan ekonomi syariah secara lebih dalam dan aplikatif," ujarnya.

Ia menambahkan, Kalbar memiliki kekuatan sosial dan budaya yang unik, dengan keberagaman etnis seperti Dayak, Melayu, Tionghoa, dan lainnya yang hidup harmonis. Hal ini menjadi pondasi kuat dalam menciptakan produk halal yang autentik, mulai dari kuliner tradisional yang memegang teguh prinsip halal, pengembangan pariwisata halal, hingga wastra lokal yang mendukung industri modest fashion.

“Semua potensi ini menjadi modal besar untuk menjadikan Kalbar sebagai salah satu pusat pertumbuhan industri halal baru di Indonesia,” ujarnya.

Editorial Team