Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bank Indonesia Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,00 Persen

Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG edisi Novemer. (IDN Times/Triyan).
Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG edisi Novemer. (IDN Times/Triyan).
Intinya sih...
  • Bank Indonesia turunkan suku bunga acuan menjadi 5,00 persen.
  • Perry Warjiyo: BI akan cermati ruang penurunan suku bunga lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
  • Pertumbuhan ekonomi global diproyeksi hanya tumbuh 3 persen, diikuti pelemahan ekonomi global akibat arah kebijakan The Fed.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Langkah tegas kembali diambil Bank Indonesia. Dalam upaya memperkuat momentum pemulihan ekonomi, BI resmi menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 19–20 Agustus 2025.

Tak hanya itu, suku bunga Deposit Facility turut dipangkas menjadi 4,25 persen dan Lending Facility menjadi 5,75 persen. Penurunan ini menandai langkah pelonggaran moneter ketiga sepanjang tahun ini, setelah sebelumnya BI Rate berada di level 5,75 persen sejak awal tahun.

"Keputusan penurunan suku bunga BI ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5 persen ±1 persen, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah, serta perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Juni 2025, Rabu (18/8/2025).

1. Bank Indonesia cermati ruang penurunan suku bunga acuan

logo Bank Indonesia (bi.go.id)
logo Bank Indonesia (bi.go.id)

Menurut Perry, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang untuk penurunan suku bunga lanjutan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, sejalan dengan masih rendahnya perkiraan inflasi, sembari tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial longgar juga terus diperkuat untuk mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan, menurunkan suku bunga, serta meningkatkan likuiditas perbankan demi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"Kebijakan sistem pembayaran pun diarahkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi melalui perluasan akseptasi pembayaran digital, penguatan struktur industri sistem pembayaran, dan penguatan ketahanan infrastruktur sistem pembayaran nasional," tegas Perry.

2. Pertumbuhan ekonomi global diproyeksi hanya tumbuh 3 persen

ilustrasi ekonomi negara (Freepik.com/chhayalex9999)
ilustrasi ekonomi negara (Freepik.com/chhayalex9999)

Lebih lanjut, Perry menyampaikan perekonomian global masih menghadapi tekanan, seiring dengan meluasnya implementasi tarif resiprokal oleh Amerika Serikat (AS). Sejak 7 Agustus 2025, cakupan tarif tersebut meningkat dari 44 negara menjadi 70 negara, dengan tarif terhadap beberapa negara seperti India dan Swiss bahkan lebih tinggi dari yang diumumkan sebelumnya. Kebijakan ini menimbulkan risiko semakin melemahnya pertumbuhan ekonomi global.

"Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 berpotensi lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, yakni sekitar 3,0 persen," tegas Perry.

3. Arah kebijakan The Fed ikut picu pelemahan ekonomi global

Ketua the Fed Jerome Powell (YouTube the Fed)
Ketua the Fed Jerome Powell (YouTube the Fed)

Di Amerika Serikat, tekanan inflasi yang cenderung menurun turut memperkuat ekspektasi terhadap penurunan Fed Funds Rate (FFR) dalam waktu dekat. Meskipun demikian, dalam jangka pendek, ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut dan perlu terus diwaspadai untuk menjaga ketahanan ekonomi domestik dari potensi dampak rambatan eksternal.

"Kecenderungan pertumbuhan global yang melambat dan turunnya inflasi telah mendorong sebagian besar bank sentral untuk menempuh kebijakan moneter yang lebih akomodatif, kecuali Jepang. Di AS, menurunnya tekanan inflasi memperkuat ekspektasi terhadap penurunan FFR ke depan," jelas Perry.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us